Sebagaimana tercantum dalam Journal of Archaeological Science, penelitian mereka menegaskan bahwa topi-topi itu ditempatkan pada patung setelah patung dipahat.
Baca Juga: Identik dengan Lebaran, Mudik Ternyata Bukan Lahir dari Muslim Nusantara, Lalu Siapa yang Memulai?
Mereka berpendapat bahwa hal itu karena batu scoria merah dapat ditemukan dalam perjalanan menuju ke patung-patung dari tambang.
Sesuatu yang landai harusnya telah digunakan untuk menempatkan penutup kepala 12 ton ke bagian kepala patung.
Namun, fotogrametri dari gambar 3D berteknologi tinggi menyoroti lekukan di dasar topi.
Sebaliknya, para peneliti berpendapat bahwa pukao digulung ke atas dengan menggunakan bidang landai dengan teknik parbuckling, metode untuk menggeser beban berat menggunakan tali yang dilingkarkan di bawah objek.
Berkat pengungkit yang dapat diputar, itu memungkinkan seseorang mengangkat benda berat ke atas dengan relatif mudah.
Para peneliti menemukan bahwa seluruh proses itu akan membutuhkan kurang dari 15 pekerja.
Alasan pembuat patung menempatkan penutup kepala pada patung belum jelas.
Sebagian besar peneliti memahami bahwa topi digunakan untuk membedakan patung atau menandakan kekuatan patung tertentu.
Baca Juga: Simak Baik-baik, Inilah 5 Sandi Rahasia yang Digunakan saat Anggota Kerajaan Inggris Meninggal
Source | : | iflscience.com |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR