Intisari-Online.com - Meski pertemuan Kim Jong-un dan Trump adalah untuk menandatangani sebuah perjanjian, pemerintah Korea Utara tetap harus selalu waspada atas keamanan pemimpinnya.
Germaphobia, paranoia atau rasa takut akan pengintaian itulah yang menimbulkan asisten dengan hati-hati mengambil pena sebelum diktator Kim Jong-un menandatangani pernyataan bersama di Singapura.
Sebelum Kim duduk bersama Trump untuk menandatangani pernyataan bersama, seorang petugas keamanan pria yang mengenakan sarung tangan putih meraih pena hitam yang disediakan untuk Kim.
Seorang anggota tim keamanan Kim mengambil pena itu berulang kali dengan kain putih.
Baca Juga: Penasaran dengan Aplikasi Tik Tok yang Tengah 'Viral'? Simak Saja 7 Fakta Ini
Baca Juga: Penasaran dengan Aplikasi Tik Tok yang Tengah 'Viral'? Simak Saja 7 Fakta Ini
Kemudian, ketika Kim dan Trump memasuki ruangan, adik Kim, Kim Yo-jong berada di depan kakaknya dan memberinya pena yang berbeda dari saku jaketnya.
Dengan pena itulah Kim menandatangani perjanjian yang menyatakan 'komitmen' Korea Utara untuk bekerja menuju denuklirisasi lengkap di Semenanjung Korea.
Soal pena itu hanya perlakuan aneh dari pemimpin rezim tertutup itu.
John Pike dari GlobalSecurity.org mengatakan bahwa rezim itu memiliki ketakukan jika ada seseorang yang mempelajari sesuatu dari kesehatan Kim.
Baca Juga: Ponselnya Laris Manis, Xiaomi Justru Rugi Rp13 Triliun, Benarkah Mereka 'Jual Rugi'?
Pike mengacu pada Trump yang memiliki germaphobia tetapi dia belum pernah melakukan hal aneh seperti itu.
Trump biasanya menjauhkan diri dari berjabat tangan jika memungkinkan.
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR