Van der Post mulai mencari orang-orang untuk mengawaki misinya. Dia berhasil mendapatkan empat orang sukarelawan perwira. Secara gerak cepat Van der Post berhasil mengusahakan tempat bagi anggota misinya sebagai penumpang kapal pantai yang siap berlayar ke Sumatra dari Jakarta.
Pada waktu itu pasukan Jepang sudah semakin mendekati P. Jawa. Mendadak Van der Post menerima surat perintah untuk kembali melapor ke Markas Besar di Lembang.
Di Lembang dia mendapat penjelasan bahwa keadaan sudah berubah begitu drastis. Misi Khusus 43 diperintah mehgalihkan tugas untuk menyiapkan pengungsian Jenderal Wavell dan stafnya keluar dari P. Jawa.
Van der Post diperintahkan mencari suatu pantai di sebelah selatan P. Jawa yang dapat dipertahankan, sekaligus sebagai tempat penampungan pengungsi.
Untuk tugas ini, konon Van der Post sudah mengincar Pelabuhan Cilacap. Belum sampai tugas itu terlaksana, Van der Post diberi tahu bahwa perkembangan situasi masih cukup baik. Wavell bisa meninggalkan P. Jawa dari pantai utara.
Pengintaian Van der Post tentang daerah pantai selatan P. Jawa tidak disia-siakan. Pertahanan P. Jawa tampaknya tak mungkin berlangsung lama. Sejumlah besar anggota Angkatan Bersenjata Inggris akan segera terkepung.
Sekali lagi, tugas Misi Khusus 43 diubah. Kali ini, untuk mengusahakan pengangkutan anggota Angkatan Bersenjata Inggris ke luar P. Jawa.
Setelah tiga kali mengalami perubahan sasaran tugas misi khususnya, Van der Post pada tanggal 1 Maret 1942 bergerak ke Sukabumi. Seluruh awak Misi Khusus 43 telah berkumpul di kota itu. Sementara itu, pada hari itu juga Jepang berhasil mendarat di pantai timur dan barat P. Jawa.
Van der Post memutuskan untuk memimpin operasi gerilya di suatu kawasan perhutanan, yang di sebelah utara dibatasi jalan raya Merak-Serang-Sukabumi, di sebelah barat dibatasi Selat Sunda, di sebelah selatan Samudera Hindia, dan di sebelah timur jalan raya Sukabumi-Pelabuhan Ratu.
Daerah hutan lebat itu nyaris terisolasi dari jalan raya dan tidak banyak diketahui orang Eropa. Van der Post menganggapnya sebagai daerah ideal untuk mempertahankan kesatuan militer secara tersembunyi.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR