Dia baru saja menyelesaikan masa tugas di Timur Tengah, di bawah pimpinan Mayor (kemudian Jenderal) Orde Wingate. Atasannya ini rupanya merekomendasikan Van der Post untuk suatu tugas perang gerilya di Timur Jauh.
Baca juga: Apa Benar Penobatan Pangeran Charles Sebagai Raja Sangat Bergantung pada Putri Diana?
Van der Post sebenarnya membayangkan akan ditugaskan di Birma. Namun, dia akhirnya ternyata sampai ke pulau yang menghadapi bahaya besar akan segera diduduki musuh.
Pendudukan P. Jawa oleh Jepang diduga hanya merupakan soal beberapa hari. Selain dianggap sebagai mata rantai strategis paling penting dalam garis pertahanan Jepang, pulau itu juga merupakan daerah Hindia Belanda yang paling padat penduduknya.
Pihak Sekutu tidak siap menghadapi lawan yang begitu tangguh. Kekuatan Angkatan Udara dan Angkatan Laut Sekutu telah menderita pukulan besar dalam serangan-serangan lawan sebelumnya.
Meskipun perlawanan mereka tidak mengecewakan, tetapi tidak seimbang untuk menghadapi Angkatan Laut Jepang yang begitu perkasa, terdiri atas enam divisi (sekitar 100.000 orang), didukung 500 pesawat tempur dan 400 pesawat pengebom.
Menurut sejumlah laporan, pada waktu itu masih ada pasukan Inggris yang berkeliaran di belakang garis pertahanan Jepang di Malaya. Mereka ini 'tergabung dalam kesatuan-kesatuan darurat.
Ada pula petunjuk bahwa masih banyak perwira tinggi Inggris yang bergerak bebas di P. Singapura. Direktur Intelijen Militer di Lembang minta kesediaan Van der Post untuk membentuk sebuah regu penyelamat.
Van der Post menyanggupi permintaan itu. Menurut gagasannya, asalkan bisa mencapai pantai timur Sumatra, dia bisa memanfaatkan jalur laut antara pantai Melayu Sumatra dan Malaya Inggris.
Operasi ini diakui sangat rawan dan besar sekali risikonya. Direktur Intelijen Militer meyakinkan Van der Post, bahwa sekalipun nanti hanya sejumlah saja yang bisa diselamatkan, informasi yang bisa mereka berikan tetap sangat penting untuk kalangan intelijen. Itulah tujuan awal dari Misi Khusus 43.
Operasi gerilya Inggris di Jawa Barat
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR