Syamsir membuka lapaknya mulai pukul 10.00 hingga 17.30, dari Senin hingga Jumat. Rata-rata dalam sehari Syamsir bisa mendapatkan omzet Rp100.000.
Uang tersebut setiap hari dibawa Syamsir untuk kebutuhan keluarga, termasuk biaya sekolah anak-anaknya.
Baca juga: Dijuluki ‘Putri Salju’, Inilah Nariyana, Gadis Albino yang Curi Perhatian Dunia Modeling
Kondisi Syamsir terbilang tidak prima lagi. Mata kanannya sudah tak lagi bisa melihat, sedangkan mata kanan sempat terkena penyakit katarak dan telah dioperasi.
Namun, hal itu tak menyurutkan Syamsir untuk menafkahi keluarganya.
"Ada yang memang sekarang sudah berkeluarga. Tapi dulu kan mereka masih kecil, saya sekolahkan semuanya sampai SMA," ujar Syamsir.
Namun, pernah juga Syamsir pulang tidak membawa apa-apa. Dia terpaksa menggunakan uang hasil penjualan hari sebelumnya untuk membeli makanan.
Diketahui, Syamsir tidak hanya menjual mata uang rupiah. Ia jugamenjual mata uang kuno dari berbagai negara, seperti Rusia, Inggris, Yugoslavia, Rumania, dan Bosnia dengan produksi di bawah 1990.
Syamsir juga sempat menyimpan satu lembar uang dari Irian Barat dengan nominal Rp5. Untuk uang tersebut, Syamsir menjualnya dengan harga Rp300.000.
Adapun uang bergambar Presiden pertama RI Soekarno merupakan uang yang paling dicari para pembeli.
Syamsir menyimpan beberapa lembar uang bergambar Soekarno dengan nominal Rp1 hingga Rp1.000. Untuk uang dengan nominal Rp1.000, dihargai sekitar Rp1,5 juta.
Pembeli uang bergambar Soekarno, kata Syamsir, berasal dari negara Afrika. (David Oliver Purba)
(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Sepenggal Kisah Penjaja Uang Kuno yang Hidupi Tujuh Anaknya")
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR