Baca juga: Inilah 4 Aplikasi yang Wajib Kamu Miliki Ketika Mudik Idul Fitri 2018
"Aku emang suka adventure, Mas, ketemu orang di jalan ngobrol, aku suka. Apa lagi pensiunan gini. Sing penting (yang penting) seneng lah," kata dia.
Saat masih bekerja sebagai pegawai, ia kerap meluangkan waktu liburnya untuk ke luar kota dan keluar negeri. Bahkan, dia mengaku pernah mendaki gunung di Rusia.
"Kalau dulu pas nyambut gawe (kerja), enggak punya banyak waktu, habis pensiun saja baru bebas. Aku emang nekat, ke Rusia aja kemarin itu bener-bener modal pas-pasan, cari penginapan yang alakadarnya.”
“Kalau gunung di Indonesia, Alhamdulliah sudah 80 persen saya kunjungi," ceritanya, sambil menunjukan foto-foto dari ponselnya.
Target 6 hari Sebelum melakukan perjalan, Bowo sudah merancang beberapa strategi agar tiba ditujuan.
Mengingat usianya yang tak lagi muda, ia memolorkan target sampai ke kampung halaman satu hari lebih lambat.
"Tahun-tahun sebelumnya lima hari, kali ini saya molorin jadi enam (hari). Maklum, faktor tenaga. Jadi, kalau malam malah saya gas, pagi sama siang istirahat, lalu sore-sorean jalan lagi," ujar dia, sembari tersenyum.
Dia mengatakan, istri dan anaknya akan menyusul menjelang H-1 Lebaran. Saat ditanya apakah istri dan anaknya tahu, ia mengatakan sudah biasa.
"Istriku sama anak nyusul H-1 bawa mobil. Jadi, nanti pas pulang baru kita bareng. Sepeda saya pretelin masuk mobil. Sing penting aku info ke mereka sudah sampai mana dan lagi apa," kata dia.
Menurut dia, alasan tak lagi mengayuh sepeda saat pulang lebih karena sudah habis tenaganya. Selain itu, euforia pulang kampung juga sudah hilang.
"Semangat saat mudik itu ada, beda dengan saat pulang. Saya tuh kalau istirahat di emperan atau masjid, banyak kenalan, ngobrol. Nanti saat masuk Pantura, kadang ketemu yang sepedaan juga, lalu bareng deh," kata dia.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR