Pertanyaannya sekarang, apakah kita ini sama dengan emosi atau ide kita? Tentu tidak. Marah adalah suatu bentuk emosi. Kita tidak sama atau bukan emosi kita.
Demikian juga dengan ide. Ide adalah buah pikir (thought) yang dihasilkan oleh pikiran (mind) melalui proses berpikir (think). Ego yang membuat kita seperti itu.
Manusia terdiri atas dua bagian yaitu tubuh fisik/badan dan batin. Batin manusia terdiri atas empat komponen yaitu pikiran, perasaan, ingatan, dan kesadaran. Kita bukanlah batin maupun fisik kita.
Strategi kedua yang digunakan ego adalah separasi. Separasi maksudnya "aku" adalah entitas yang berbeda dengan "orang" atau "aku" yang lain.
Aku tidak bisa ada tanpa adanya "yang lain", kamu, dia, mereka.
Baca juga: Bertemu si Egois yang Tak Pernah Memikirkan Kepentingan Orang Lain, Begini 10 Strategi Menghadapinya
Untuk mempertegas separasi ini ego biasanya menggunakan emosi negatif yang dimunculkan dengan menggunakan strategi "mengeluh/menyalahkan" dan "membenci" orang lain.
Semakin sering mengeluh atau menyalahkan orang lain maka semakin jelas separasi di antara kita dan mereka.
Permainan ego
Ego adalah hasil ciptaan pikiran dan beroperasi saat kita dalam kondisi sadar. Saat kita "tidak sadar" (tidur) maka ego juga berhenti bekerja.
Saat kita sedang mengalami gejolak emosi maka saat itu ego sedang bermain. Kita sering mendengar pernyataan, "Saya merasa tersinggung dengan ucapannya", atau "Ini milikku. Jangan coba-coba sentuh".
Cara untuk mengatasi cengkeraman ego adalah dengan mengajukan pertanyaan. "Oke, kalau saya tersinggung, bagian mana dari diri saya yang tersinggung?"
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR