Intisari-Online.com – Orang zaman sekarang boleh ramai bicara soal global warming, tapi keberadaan kipas, rupanya tak ada hubungannya dengan fenomena alam yang konon membuat bumi semakin terasa gerah itu.
Buktinya, kipas sudah dikenal dalam kebudayaan masa silam seperti Romawi kuno, Mesir, Yunani, atau Cina.
Bukti paling awal, kipas ditemukan pada waktu penggalian mumi Tutankhamun, raja Mesir yang hidup pada abad ke-13 SM.
Kalau Anda pernah melihat adegan di film tentang raja masa silam yang dikipasi dayang-dayang, kira-kira memang mirip itu gambaran aslinya.
Kipas para raja di istana, seperti dari kerajaan Mesir dan Cina, kebanyakan terbuat dari bulu burung merak.
Baca juga: Cuma Modal Kipas Angin dan Alkohol, Ini Cara Ampuh Basmi 4.000 Nyamuk dalam Semalam Ini
Bulunya juga bukan sembarang. Terutama yang bermotif seperti mata, karena dipercaya melambangkan perlindungan terhadap pemiliknya.
Ketika kipas jadi bagian dari mode, di Eropa abad pertengahan, bahan yang dipakai menjadi sangat variatif, karena disesuaikan dengan busana pemakainya. Ada bahan kertas, renda, sutra, atau aneka tekstil lain.
Sebelum kertas dan kain lazim dipakai, kipas malah sempat dibuat dari kulit binatang (vellum) seperti kulit antelop, rusa, atau kambing. Kipas kulit yang dilukis ini umumnya buatan abad ke-16 dan 17.
Gagang kipas juga dibuat dari bahan yang tak kalah mewah. Bisa dari kulit tempurung kura-kura, gading, tulang, kulit kerang, logam, atau kayu terbaik.
Kipas juga dirancang sangat dekoratif, dihiasi permata, dipernis, atau disepuh. Maklum, umumnya yang punya cuma kaum bangsawan.
Melewati sekian zaman, bentuk kipas sebenarnya tak banyak berubah, atau seperti kipas yang bisa kita lihat sampai sekarang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR