Kami saling berhimpitan, mencoba mendobrak pintu tak dapat. Setelah paginya pintu dibuka kami segera menggeletak dikoridor karena sangat lemas. 19 dari 39 tawanan dikeluarkan, 6 dari 19 tawanan tadi dibawa ke rumah sakit kamp, dan 4 dari 6 tawanan meninggal dunia.
Padahal kami dimasukkan kedalam sel pada jam 22.00 dan dibuka pada jam 05.00 paginya.
“Sel berdiri" diperuntukkan bagi tawanan-tawanan yang dihukum, karena mencoba melarikan diri atau kesalahan-kesalahan lain yang dianggap berat. Sel ini berukurafl 90 x 90 x 90 cm, dan tiap sel ini diperuntukkan 4 orang.
Mereka tak mungkin bisa duduk, jadi selalu berdiri dan membungkuk. Mereka dimasukkan dari pintu kecil dekat permukaan lantai dan hanja ada 5 cm lubang ventilasi. Pada pagi hari dipekerjakan dan juga tidak diberi makan dan minum. Tawanan yang dihukum ini pada umumnya akan mati kelaparan.
Kondisi keshatan
Iklim yang buruk melingkupi Auschwitz dan sekitarnya. Air, makan tak cukup, perumahan buruk, pakaian tak cukup untuk memanaskan badan, jarang dicuci dan diganti. Semua itu akan dapat mendatangkan penyakit, bahkan wabah.
Baca juga: Terus Dihantui Mimpi Buruk, Korban Selamat Holocaust Ini Masih Mengenakan Seragam Kamp Konsentrasi
Rumah sakit kamp terletak pada blok 18,20,21 dan 28. Karena keadaan kesehatan buruk, peralatan kesehatan kurang dan Iain-lain, maka rumah sakit hanya merupakan ruang perantara menuju krematorium.
Rumah sakit tak dapat banyak mengurus pasien, dan hanja merupakan tempat seleksi bagi tawanan yang terlalu lemah yang kemudian dikirim segera kekamar gas dan krematorium. Sejumlah lainnya dibunuh dengan cara memberikan injeksi pheno i yang lanssung ke hatinya.
Contoh lain: pada tanggaJ 28 Agustus 1942 ada 746 tawanan yang dikirim kekamar gas. Tiap harinya bermacam-macam cara dilakukan untuk mempercepat proses pembunuhan para tawanan.
Salah satu cara yang menyebabkan angka kematian cukup tinggi ialah penyebaran epidemi typhus dan diarrhea.
Gerakan perlawanan di bawah tanah dalam kamp
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR