Jika ada bayi yang lahir di kamp segera diambil dan di tatoo pada pahanya, sebab lengan kirinya terlalu kurus. Apapun yang dilakukan, bayi-bayi yang lahir dikamp akan meninggal setelah 1—2 minggu dilahirkan.
Dari waktu ke waktu SS selalu mengadakan seleksi terhadap anak-anak mana yang pantas dikirim kekamar gas.
Menurut cerita Dr. Otto W (eks tawanan) ada seorang anak yang berumur kira-kira 12 tahun, yang ditawan bersama neneknya. Pada suatu hari anak tersebut dipisahkan dari neneknya, dan kemudian ternyata bahwa neneknya telah dibunuh.
Beberapa hari kemudian anak itu menghadap Dr. Thilo (dokter SS) dan memina agar dapat ikut neneknya. Mungkin ia berpikir kalau tak lama lagi neneknya akan dibunuh. Akhirnya Dr. Thilo memerintahkan kepada seorang petugas: "saya tidak mau lagi melihat anak ini besok pagi".
Setelah anak iu kembali ke baraknya segera Dr. Welken (eks tawanan) menyelamatkan anakitu dengan menyelundupkannya ke barak lain.
Sel maut
Sel bawah tanah ini digunakan untuk bebarapa keperluan, dan dibagi menurut kategori tawanan. Para tawanan yang dalam proses interogasi juga ditempatkan dalam sel ini. Beberapa tawanan yang dalam seleksi juga iditempatkan dalam sel ini.
Kadang-kadang seleksi segera diadakan setelah adanya tawanan yang berusaha melarikan diri. Umumnya 10—20 orang diseleksi sekaligus. Selama dalam sel ini tawanan tidak diberi makan dan minum padahal proses seleksinya kadang-kadang sampai 12 hari atau lebih. Dan pada pagi hari mereka juga dipekerjakan.
Jendela dari sel yang banyak ini kira-kira hanja 7 meter persegi. Tidak mengherankan kaJau dalam sel bawah tanah geJap, berjubel dan tanpa makan berhari-hari orang-orang mati secara perlahan-lahan.
Seorang eks tawanan menuturkan sebagai berikut: “pada jam 21.00 kami tersaraa 38 tawanan melapor ke blok U. Kami dimasukkan dalam sel no. 20. Sel terlalu penuh sesak dan panas sekali, dan terpaksa kami melepaskan pakaian-pakaian kami. Jam setengah satu malam kami kuat lagi berdiri.
Baca juga: Nasib Mengerikan Wanita Korut di Kamp Konsentrasi, Diperkosa Lalu Dibunuh Setelah Melahirkan
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR