Intisari-Online.com - Pemerintah Israel pada Kamis (7/6/2018) menyatakan, tenaga medis Palestina yang tertembak mati dalam kekerasan di perbatasan Gaza telah bersedia menjadi "perisai manusia" selama aksi protes dan bentrok.
Juru bicara pemerintah Israel dan militer mengunggah kicauan yang sama mengenai kutipan wawancara Razan Al Najjar dalam sebuah wawancara dengan reporter.
Dalam wawancara itu, perawat muda tersebut menyatakan bertindak sebagai "perisai manusia".
Namun, kutipan wawancara di saluran TV Lebanon Al Mayedeen terpotong sehingga menghilangkan bagian di mana dia menyatakan ingin membantu orang yang terluka.
Baca juga: Gaji Rp84 juta/Bulan Tapi Tak Bisa Kaya, Begitulah Fakta Rakyat Swiss
"Hamas menggunakan dia sebagai perisai manusia untuk terorisnya yang menggempur perbatasan kami," demikian kicauan Ofir Gendelman, juru bicara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
"Pengakuannya di depan kamera bahwa dia perisai manusia untuk demonstran, membuktikan bagaimana Hamas mengeksploitasi petugas medis untuk melayani tujuan terorisnya." imbuhnya.
Pada bagian wawancara yang lengkap kepada Al Mayedeen, Razan mengatakan, dia berada di garis depan sebagai perisai manusia untuk melindungi korban.
"Saya di sini berada pada garis depan sebagai perisai manusia untuk melindungi orang yang terluka," ucapnya.
Baca juga: Inilah Kapal Perang Terbesar Milik Nazi yang Baru Takluk Setelah Dikeroyok
Perempuan berusia 21 tahun itu tertembak pada bagian dadanya pada Jumat (1/6/2017) ketika mengenakan rompi medis.
Tim medis Palestina menyebut, dia tertembak saat berupaya memberikan pertolongan kepada demonstran.
Menanggapi tentang rekaman video wawancara Razan yang dipotong, Gendelman membantah penghapusan sebagian itu dapat mengubah maknanya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR