Intisari-Online.com – Saya ingin berbagi pengalaman nyata yang saya alami, khususnya strategi kebangkitan diri saya.
Awalnya saya sangat sulit menerima kondisi, masa sih anak muda yang datang belajar ke rumah saya dan memanggil saya guru, justru menjadi pengkhianat yang paling tega dan keji. Edan tenanl
Namun, saat memutuskan mengambil tanggung jawab atas semua kejadian ini, sayalah yang akan memetik buah-buah hikmah atas kejadian tersebut.
Berikut ini proses dan strategi bagaimana saya bangkit dan melanjutkan karya kehidupan ini.
Sadari, sadari, dan sadari...
Secepat mungkin sadari apa yang terjadi pada diri dan sekeliling kita, meski untuk itu mungkin kita akan terkejut, kaget, terhentak, ataupun tidak percaya. Keluar dan menjauh sebentar dari situasi ini, lalu cari tempat tenang dan duduk diam sampai Anda bisa benar-benar tenang.
Menjauh secara fisik ataupun menjauhkan gambaran yang karena khilaf dapat menjatuhkan kita.
Saat mengalami situasi sulit ini, baik sekali untuk tidak percaya dengan siapa pun, percayalah pada diri Anda sendiri. Percayalah hanya pada hati Anda. Percayalah hanya pada Tuhan yang memiliki kita.
"Trauma memang menghentakkan, namun justru hal itu membuat kita sadar ...."
Terima, terima, dan terima dengan ikhlas ....
Tahap selanjutnya adalah menerima kejadian ini dengan ikhlas. Memang rasanya berat, sakit, juga pahit bahkan sangat pahit. Namun, bangun kekuatan dalam diri untuk menelan buah pahit ini.
Galang keberanian diri untuk memikul tanggung jawab atas semua kejadian ini dengan ikhlas. Karena semua kejadian yang terjadi pasti ada kaitannya dengan diri kita, mungkin kesalahan kita sendiri apa pun bentuknya.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR