Noordin M Top merupakan gembong terorisme yang bertanggung jawab atas sejumlah aksi pengeboman di Indonesia. Ia akhirnya tewas dalam penyergapan di Jebres, Solo, pada 16 September 2009.
Baca juga: Setelah Bercerai Seperti Inilah Tempat Tinggal Putri Diana, Jangan Terkejut Ya!
"Setelah saya berkenalan dengan Noordin, saya diajari cara membuat bom. Macam-macam bomnya. Ada (bom) Tupperware dan pipa. Tinggal variasi saja. Ternyata buat bom gampang. Dan banyak yang sudah saya buat. ( Bom) 25 lebih di Palembang itu buatan saya dan teman saya. Kalau diledakkan lumayan juga," kata Abdurrahman.
Gagal ledakkan bom
Setelah itu, Abdurrahman bersama kelompoknya merencanakan aksi teror. Sasarannya adalah sebuah kafe di Bukit Tinggi, Sumatera Barat. Tujuannya untuk membunuh warga asing yang dianggapnya kafir.
Saat itu, selaku kelompok teroris yang berafiliasi dengan kelompok Noordin M Top dan Al Qaeda, Abdurrahman mengaku diperintahkan untuk membunuh warga Amerika Serikat (AS) di mana pun berada.
Setelah perencanaan matang dan bom sudah berada di posisi yang ditargetkan, Abdurrahman akhirnya menggagalkan upaya pengeboman itu sendiri.
Alasannya, karena ada seorang perempuan memakai jilbab yang masuk ke dalam kafe tersebut.
"Ketika sudah akan diledakkan, mungkin Allah belum menghendaki diledakkan, masuk wanita berjilbab di dalam kafe yang banyak turis itu. Bom sudah siap. Tombol satunya sudah on, sudah tinggal satunya lagi," katanya.
"Setelah ditunggu (wanita berjilbab) tidak keluar-keluar, akhirnya gagal. Karena kita perhitungkan itu adalah saudara Muslim. Akhirnya bomnya di off-kan tidak terjadi hari itu. Besoknya dicoba lagi, ternyata gagal lagi," terangnya.
Saat itu, aksi teror yang dilakukannya menggunakan remot kontrol, tidak menggunakan aksi bom bunuh diri seperti yang kebanyakan terjadi.
Lalu pada tahun 2008, Abdurrahman tertangkap dengan sejumlah barang bukti bom yang dibuatnya. Pada 2009, ia divonis 12 tahun penjara.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR