Intisari-online.com—Jika kita cukup aktif di media sosial, belakangan ini kita pasti kebanjiran informasi dari berbagai jenis media di situ. Mulai dari media yang sudah terkenal, hingga media abal-abal yang tidak jelas struktur organisasinya. Ada pula informasi yang dibagikan melalui situs pribadi yang kebanyakan isinya adalah opini.
Seperti yang kita tahu, pengguna dunia maya dibuat riuh dengan berbagai sudut pandang berita dari satu peristiwa yang tersebar. Padahal, akhirnya dilakukan klarifikasi yang menyatakan informasi itu adalah hoax, palsu, dan tidak benar. Namun sayang, kebencian dan amarah sudah terlanjur tersebar, gara-gara berita palsu.
Perlu kita sadari, saat ini keberadaan berita palsu meningkat tajam. Tujuannya tidak mulia, yaitu mempermainkan dan membuat panas suasana. Ada pihak-pihak jahat yang sengaja menyebarkan berita palsu melalu internet. Dan sering pula kita terjebak pada berita palsu itu. Lihat saja, banyaknya share dan like pada berita-berita yang belum tentu kebenarannya.
Keadaan ini rupanya tidak hanya terjadi di Indonesia. Tiga bulan sebelum pemilu di AS, penelitian oleh BuzzFeed menemukan bahwa 20 Top-Performing di facebook diungguli oleh berita palsu ketimbang berita-berita yang berasal dari media kredibel di sana. Hal ini terlihat dari keterlibatan pengguna facebook dalam share dan komentar yang tinggi pada berita palsu itu.
Untuk mengatasi hal ini Facebook dan Google berencana melakukan pembaharuan untuk menghentikan arus berita palsu di internet. Tapi tidak cukup dari mereka saja, kita juga sebaiknya mengupayakan hal yang sama. Caranya ya jadi pembaca yang cerdas untuk mengenali berita palsu di dunia maya. Begini tipsnya:
1. Baca baik-baik sikronisasi judul berita dan isinya
Mengapa berita palsu begitu laris? Hal ini terjadi karena orang yang membuar berita palsu itu mengeksploitasi kecenderungan pembaca hanya membaca ‘sekadarnya’ saja. Sehingga pada judul dan lead berita langsung diisi dengan berita palsu. Bahkan kadang ada berita yang tidak sesuai judulnya dengan isinya.
2. Cek media apa dan siapa yang menerbitkan berita itu
Situs-situs yang tidak familiar dan ditutupi dengan banyak iklan yang tidak jelas perlu diperiksa lebih lagi. Segera cari tahu mengenai nama situs itu di internet dan periksa artikel lain yang terkait dengan berita itu.
Banyak situs berita palsu yang terang-terangan menyatakan diri sebagai media sindiran yang tidak menyajikan konten faktual. Sehingga memeriksa halaman URL sangat penting dilakukan.
3. Cek waktu dan tanggal publikasi
Ciri umum dari berita palsu juga ditandai dengan artikel-artikel lama atau peristiwa lama yang kemudian dinaikkan kembali melalui share di media sosial. Pastikan untuk melihat tanggal publikasi supaya tidak kecolongan.
Source | : | huffington post |
Penulis | : | Tika Anggreni Purba |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR