Tai Chi Untuk Nyeri Sendi

Agus Surono

Editor

Tai Chi Untuk Nyeri Sendi
Tai Chi Untuk Nyeri Sendi

Bagi penderita osteoatritis alias nyeri persendian, senam Tai Chi (Tai Chi Chuan) amat membantu. Selain membuat bugar dan badan lentur, bagi penderita diabetes tipe 2, diabetes yang tidak memerlukan insulin, Tai Chi bisa mengendalikan kadar gula darah. Nyeri sendi di lutut (osteoarthritis ataupun rheumatoid arthritis) memang umumnya diderita oleh mereka yang berumur 40 tahun ke atas. Namun, usia muda pun bisa terserang juga. Penyebabnya bisa jadi karena kecelakaan, infeksi pada sendi, atau bawaan sejak lahir.

Sendi di kedua kaki merupakan bagian yang memiliki tugas berat, yakni menopang tubuh. Ketika berjalan, sendi juga berperan seperti engsel pintu, membuat langkah kaki stabil. Apalagi saat berlari. Maka bisa dipahami bila segala aktivitas gerak akan terhambat kalau terasa nyeri pada persendian kaki.

Di dalam sendi lutut terdapat komponen tulang rawan (cartilage articularis), yang berfungsi seperti bantal. Ia menopang sekaligus melumasi gerakan. Tulang rawan itulah yang menciptakan keseimbangan ketika kaki kita bergerak. Sejalan dengan bertambahnya usia, tulang rawan ini menipis dan fungsi pelumasannya juga berkurang. Akibatnya, sendi terasa nyeri atau kaku saat tulang bergesekan karena bergerak.

Rasa nyeri sendi terjadi karena peradangan pada persendian tulang rawan akibat menipisnya pelumas, berupa lemaksinovial. Dengan pelumas sedikit, maka gesekan pada sendi menjadi terbatas dan mengganggu tulang rawan, ligamen, serta tendon. Jika dibiarkan, lama-kelamaan penderita tak bisa jalan, atau kalaupun berjalan harus menahan rasa nyeri luar biasa. Diprakarsai oleh Arthritis Foundation, AS, Leigh Callahan, Ph.D,associate professordari Departments of Medicine and Social Medicine University North Carolina, Chapel Hill, AS, melakukan penelitian terhadap 247 penderita aneka ragam nyeri sendi,friromyalgia, rheumatoid arthritis, ataupunosteoarthritis.

Penderita nyeri sendi, umumnya perempuan, dari 20 kota di New Jersey dan North Carolina, dilatih Tai Chi Chuan dua kali seminggu dengan porsi satu jam setiap latihan, selama dua bulan. Hasilnya, pada akhir minggu kedelapan, setiap peserta merasakan nyeri sendinya berkurang dan mengalami peningkatan kebugaran tubuh yang nyata.

Penelitian lain oleh ilmuwan di Tuffs University School of Medicine di Boston, AS, juga menghasilkan hal yang sama. Sekelompok penderita nyeri lutut berusia 65 tahun ke atas diminta rutin melakukan senamnei gong(tenaga dalam), senam asal Tiongkok yang telah berusia 6 abad ciptaan pendeta Tao, Thio Sam Hong. Kesimpulannya, setelah mereka rutin melakukan senam, maka kebugaran fisik mereka lebih baik dan rasa nyeri pada lutut jauh berkurang.

Chenchen Wang, MD, MSc dan kolega dari pusat riset yang sama, November 2009, melakukan penelitian pada 40 orang penderita cedera lutut berusia 65 tahun yang berlatih Tai Chi dua kali seminggu, 60 menit setiap latihan. Setelah 12 minggu, pasien menyatakan rasa sakitnya berkurang. Hasil ini berbeda dengan 20 orang pasien lain yang hanya rutin melakukan senamstretching biasa.

Di dalam negeri, manfaat Tai Chi dirasakan oleh Julia Suryakusuma (56), seorang feminis dan penulis. Awalnya ia mengeluh soal kesehatannya. Setelah 4 bulan berlatih Tai Chi Chuan secara intensif dengan Suhu Handaka Tania (65), ia merasakan hasil yang nyata. Secara fisik kebugaran tubuhnya meningkat, wajah lebih bercahaya. Sakit perut dan lututnya lenyap. Ia bisa lebih konsentrasi dalam menulis. Hobi lari pagi yang sesekali ia lakukan dan biasanya dengan napas ngos-ngosan malah berganti seakan ia memiliki tenaga turbo alias lebih kencang berlari saat mendaki bukit.

Bagaimana penjelasannya? Alam semesta, menurut ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, terbagi dua: Yin dan Yang. Yin berarti unsur negatif seperti gelap, bulan, perempuan, dan lain sebagainya. Sedang Yang adalah unsur positif, misalnya terang, matahari, pria. Negatif bukan berarti buruk, demikian juga unsur positif bukan berarti baik. Segala sesuatu harus berimbang. Teori Yin dan Yang inilah yang mendasari pandangan Tai Chi Chuan.Chi(energi) di tubuh pun terdiri atas Yin dan Yang, dan itu harus selalu seimbang tanpa ada yang kalah-menang.

Tidak imbangnya energi Yin-Yang di tubuh, tutur Suhu Handaka yang juga seorang terapis akupunktur, akan menimbulkan berbagai keluhan di tubuh. Energi yang tidak seimbang mengakibatkan kekusutan dalam simpul darah. Dengan upaya penyelarasan energi, simpul darah pun diperbaiki, yang tersumbat dibuat jadi lancar kembali.

Gerakan Tai Chi Chuan berpusat pada kaki, dikoordinasi di pinggang, dan dialirkan ke tangan. Hampir semua gerakan berporos pada pinggang. Maka senam Tai Chi membuat otot-otot perut kuat dan pinggang lentur. Khusus bagi perempuan akan membuat wajah terlihat bertambah segar, memperindah bentuk tubuh, otot-otot tubuh menjadi luwes, dan memudahkan persalinan.

"Pikiran harus tenang dan seluruh anggota tubuh, baik kepala, punggung, kaki, tangan, dan pinggang harusfang song(rileks), tidak boleh tegang,” kata Suhu Handaka. Ia mengandaikan Tai Chi adalah meditasi dalam gerak. Gerakannya perlahan tanpa terputus-putus. "Mengalir seperti air di sungai yang tenang," tambahnya.

Lokasi berlatih Tai Chi tidak perlu luas. Ruang ukuran 3 X 4 m pun bisa. Tai Chi Chuan sekali latihan cukup 7- 8 menit. "Bahkan latihan 30 menit sama manfaatnya dengan main golf tiga jam," tulis Chia Siew Pang dan Goh Ewe Hock, pakar Tai Chi dari Malaysia dalam bukunyaTai Chi Ten Minutes to Health.

Perkembangan Tai Chi Chuan di Indonesia? Di Jakarta dan beberapa kota memang telah tumbuh pelbagai perkumpulan. Tapi riset akan manfaat dari segi kesehatan yang dilakukan oleh lembaga penelitian seperti universitas yang memiliki fakultas kedokteran ataupun rumah sakit belum terdengar.(Sumber: Intisari Juni 2011)