Intisari-Online.com – Telenovela Dituding Sebagai Penyebab Tingginya Angka Kejahatan di Venezuela. Tudingan tersebut dilontarkan langsung oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
Presiden Maduro menilai telenovela sebagai sarana yang menampilkan senjata, obat bius, dan gangster sebagai tontonan hebat, tulis kantor berita Reuters. Dia juga mendesak stasiun-stasiun televisi di negara itu agar mengubah apa yang disebutnya sebagai budaya kekerasan yang ditampilkan secara glamor oleh media.
"Kita akan bangun budaya damai," kata Maduro saat memanggil perwakilan stasiun televisi terestrial maupun kabel ke Istana Miraflores, Senin (20/1/2014). "(Telenovela) itu menyalurkan nilai-nilai kematian, narkotika, senjata, kekerasan, dan pengkhianatan serta segala hal yang mampu dilakukan manusia," kata Presiden Maduro.
Persoalan keamanan adalah salah satu hal yang paling jadi kekhawatiran warga Venezuela hingga kini, di tengah kecamuk perang antargeng serta tindak kriminal di lokasi umum.
Kasus kekerasan terbaru terjadi ketika seorang mantan ratu kecantikan asal negara itu ditembak mati bersama suaminya saat tengah berkendara di jalan raya. Monica Spear meninggalkan bocah yang ditembak bagian kaki penjahat dalam aksi kriminal tersebut.
Namun, penulis naskah sejumlah telenovela, Alberto Barrera Tyszka, membantah tudingan Maduro. Dalam drama televisi, menurutnya, gambaran kekerasan mencerminkan situasi nyata dalam kehidupan masyarakat. Kontrol terhadap adegan televisi juga dilakukan secara ketat dan dinyatakan tak laik tonton untuk kalangan anak.
Menurutnya, Maduro mestinya memusatkan perhatian pada akar masalah, bukan menyalahkan pihak lain. "Kacau saja menyalahkan aksi kekerasan yang muncul hanya satu atau dua jam di televisi malam hari,'' kata Barrera Tyszka, yang juga menulis biografi mantan presiden, mendiang Hugo Chavez.
Maduro memenangi jabatan presiden pada pemilu April lalu dan meneruskan jabatan yang ditinggalkan mentornya, Hugo Chavez. Beragam upaya telah dicoba Pemerintah Venezuela untuk menurunkan angka kriminalitas dalam sekitar 20 kampanye berbeda, tetapi angka pembunuhan terus memburuk.
Menurut catatan resmi, angka kematian akibat pembunuhan malah naik 105 persen sejak Chavez menjabat 15 tahun lalu. Tahun lalu, 39 orang dalam populasi 100.000 meninggal dunia per tahun akibat aksi kejahatan. Namun, kelompok Ham menduga angka sebenarnya hampir dua kali lipatnya.
Sebuah pasukan khusus polisi dibentuk untuk memerangi kejahatan ini, sementara produk-produk yang dianggap punya sumbangan terhadap angka kriminalitas juga dilarang beredar.
Lima tahun lalu mendiang Presiden Chavez melarang pembuatan, impor, serta peredaran mainan dan game video berbau kekerasan.
(Dodi Esvandi/tribunnews.com)