Intisari-Online.com - Panas tinggi pada anak biasanya menandakan adanya infeksi yang diakibatkan oleh virus, bakteri, atau kuman yang perlu segera ditangani dengan baik oleh dokter.
Berikut ini sejumlah penyakit yang perlu diwaspadai.
Penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus paramyxo. Infeksi ini menyerang kelenjar ludah yang terletak di belakang telinga dan rahang. Gondongan sering menyerang anak, terutama usia 2 tahun ke atas. Penularannya biasanya akibat terhirup/terkena percikan air ludah, percikan air seni, lewat peralatan makan dan minum.
Penyakit ini sebenarnya tidak berbahaya dan bisa sembuh sendiri. Hanya saja jika tidak ditangani dengan baik hingga virus menyebar ke selaput otak bisa mengakibatkan meningitis atau radang otak yang disebut juga ensefalitis. Kedua penyakit ini dapat menggangu fungsi otak anak. Bila radangnya hebat, setelah anak sembuh, kecerdasannya akan terganggu.
Gejala:
Perawatan: Kepada anak yang menderita penyakit ini, dokter akan memberikan obat penurun demam dan antibiotik untuk mencegah infeksi kuman lain.
Pencegahan: Imunisasi MMR (mumps, morbilli, rubella) yang diberikan pada balita usia 15 bulan.
Penyakit akibat kekurangan hemoglobin – sel darah merah – yang bertugas mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh, termasuk ke otak. Kalau sampai otak yang memiliki begitu banyak pembuluh darah kekurangan oksigen, dapat mengakibatkan menurunnya fungsi otak. Penurunan fungsi otak ini tentunya berdampak pada kecerdasan.
Anemia ada yang berlangsung sementara ada yang kronis. Anemia kronis dapat mengakibatkan berbagai gangguan organ dan sistem tubuh. Salah satunya, mengganggu konsentrasi yang berakibat menurunnya kecerdasan.
Anemia yang terjadi sejak bayi dan berlanjut hingga anak berusia 2 tahun dapat menyebabkan gangguan mental yang sifatnya menetap. Penyebab anemia bisa karena kekurangan zat besi, cacingan, adanya parasit atau peradangan di usus, gangguan produksi hemoglobin.
Gejala:
Perawatan: Bila anemianya ringan dapat diatasi dengan obat penambah darah dan diperbaiki dengan makan makanan yang kaya protein dan zat besi seperti hati, daging sapi, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR