Karena ia datang sendirian tanpa panduan agen tour travel, ada tambahan dokumen.
Ada tambahan seperti surat keterangan kerja, surat keterangan tabungan (rekening koran), dan surat penjaminan dari sponsor atau rekanan di Israel.
Baca Juga: Ingin Sukses? Yuk, Cari Tahu Dulu Apa Definisi Sukses Itu Sendiri
"Saya waktu itu dapat undangan dari teman di sana, jadi ada jaminan dari warga lokal," tuturnya.
Lolos persyaratan dokumen, Melissa masih harus menjalani proses wawancara yang ketat.
Satu yang membuat ia terheran ialah pewawancara menanyakan betul tentang keluarganya hingga kakek dan neneknya.
"Karena mereka mengantisipasi yang punya keturunan dengan Nazi pasca holocaust," tutur Melissa.
Ia yang tidak hafal perihal nama lengkap semua kakek dan neneknya, sontak berpikir untuk mengarangnya.
Namun, ia pun lebih memilih untuk bertanya terlebih dahulu pada orang tuanya yang ada di Indonesia.
Setelah pemeriksan yang cukup lama, akhirnya ia pun bisa masuk ke Israel dan Palestina seorang diri.
"Mengunjungi Palestina itu harus memasuki teritori Israel dulu, seperti Betlehem ada West Bank, Jericho juga harus lewat pos-pos penjagaan dari teritori Israel dulu. Itu juga butuh perjuangan," tuturnya.
Di balik prosesnya tersebut, ternyata rekan yang mengundangnya dan memberikan jaminan keimigrasian, juga menempuh prosedur yang ketat.
"Teman saya harus menyurati dan menyerahkan beberapa dokumen ke Kedubes Israel di Yordania itu, itu ribetnya gak kalah," kata Melissa. (Muhammad Irzal Adiakurnia)
Baca Juga: Ingin Tahu Bagaimana Kesehatan Otak Kita? Cukup Gunakan Cara Mudah Ini
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Turis Indonesia Ini "Solo Traveling" ke Israel, Begini Kisahnya..."
Source | : | kompas |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR