Pada bulan Mei, beberapa saat sebelum kematiannya, Najjar pernah melakukan wawancara dengan majalah Times.
Salah satu isi wawancaranya adalah dia mengatakan bahwa wanita juga berperan penting dalam masyarakat Palestina, khususnya Gaza.
"Perempuan dalam masyarakat kita dihakimi, dipandang sebelah mata. Tapi mereka harus menerima kami karena kami memiliki kekuatan yang lebih dari siapa pun," kata Najjar.
3. Seragam yang selalu 'berdarah'
Najjar menjadi paramedis serelag mengambil sekolah diploma keperawatan umum.
Sejak bertugas sebagai relawan aksi protes di Jalur Gaza, Najjar benar-benar total dalam bekerja.
Menurut Sabreen, ibunya Najjar, putrinya bahkan sering tetap tinggal di perbatasan hingga semua demonstran kembali pulang.
Seragam medisnya selalu dipenuhi darah saat dia pulang ke rumah.
Itu darah dari para korban luka yang telah ditolong Najjar hari itu.
Baca Juga: Inilah Fakta Kehidupan 'Sakral' Kaisar Jepang, Satu-satunya Raja di Dunia yang Masih Bergelar Kaisar
4. Razan al Najjar seorang pemberani sejak kecil
Source | : | Heavy |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR