Intisari-Online.com - Kisah pencarian ping AirAsia QZ8501 amat panjang. Butuh lebih dari 30 hari sebelum kedua kotak hitam, juga badan pesawat ditemukan. Berikut ini rangkuman proses pencarian AirAsia QZ8501 sejak hilang pesawat nahas tersebut hilang dari pantauan radar.
--
Setelah dua hari pengangkatan ekor pesawat dilakukan, ternyata Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi mengatakan kotak hitam tidak ditemukan di bagian ekor. Dan pada hari yang sama, Sabtu siang (10/1), kapal Baruna Jaya I yang bekerja bersama kapal survei Java Imperia dan KN Trisula menemukan indikasi lokasi kotak hitam yang dicari, ping Emergency Locater Transmitter (ELT) yang didapat dari kotak hitam yang ditangkap Baruna Jaya I dan Java Imperia.
Sinyal ping yang berhasil dideteksi pinger locator milik Baruna Jaya I berlokasi di 3 derajat 37 menit 20.7 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 43 detik Bujur Timur, serta ping yang terdeteksi kapal riset Java Imperia di 3 derajat 37 menit 21.13 detik Lintang Selatan dan 109 derajat 42 menit 42.45 detik Bujur Timur tersebut diumumkan Kepala Basarnas pada Minggu (11/1). Koordinat ini pun telah disampaikan kepada KNKT.
Meski demikian, temuan-temuan tersebut tidak pernah sempat terkonfirmasi secara visual mengingat Baruna Jaya I tidak "diperkenankan" berada di lokasi temuan itu lagi. Perekayasa Madya BPPT Yudo Haryadi mengatakan, ROV dan Autonomous Underwater Vehicles (AUV) yang sudah disiapkan Baruna Jaya I untuk mengambil visual dari lokasi kotak hitam dan sekaligus badan pesawat AirAsia tidak sempat diturunkan.
FDR akhirnya berhasil diangkat dari dasar laut pada Senin (12/1), disusul CVR berhasil diangkat tim penyelam TNI AL pada Selasa (13/1). Saat foto badan pesawat AirAsia akhirnya berhasil diabadikan ROV milik Singapura dari kapal RSS MV Swift Rescue, dan diunggah oleh Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen di akun Facebook-nya, pihak dari kapal Geo Survey menyebutkan lokasi temuan badan pesawat tersebut sudah diketahui pihaknya sebelumnya, dan koordinatnya diberikan untuk dapat diambil fotonya oleh ROV milik Singapura.
Sementara itu, saat Antara mengonfirmasi kebenaran penemuan badan pesawat AirAsia yang berhasil diabadikan ROV milik Singapura kepada Koordinator lapangan Tim KNKT Ony Soeryo Wibowo di Lanud Iskandar, ia membenarkan badan pesawat sudah ditemukan. Bahkan, menurut dia, badan pesawat bersama dengan bagian besar pesawat lainnya sebenarnya sudah ditemukan sebelumnya, hanya saja belum sempat teridentifikasi secara visual.
"Sudah ketemu (badan pesawatnya), area sudah dideteksi dan sudah diberi tanda. Mau diambil, mau dituruti lagi silakan," ujar dia.
KNKT, menurut dia, sudah melakukan analisis dan melakukan pemetaan awal kemungkinan lokasi pesawat sejak awal mendapat kabar pesawat dengan nomor register PK-AXC tersebut mengalami hilang kontak dengan ATC pada Minggu (28/1).
"Kami kirim side-scan sonar dengan menggunakan KN Jadayat dan KN Andromeda. Lokasi kami di bagian utara barat dari Basarnas bekerja, mereka (Basarnas) berkonsentrasi mengevakuasi korban di selatan sedangkan KNKT konsentrasi mendapatkan kotak hitam."
Ia mengatakan, lokasi badan pesawat yang dilokalisasi KNKT memang tidak jauh dari ekor pesawat yang telah ditemukan.
Cerita pencarian ping AirAsia pun tidak selalu berjalan tanpa ketegangan karena keinginan untuk memperoleh berita eksklusif membuat media massa nasional sempat bersitegang dengan awak media massa asing yang lebih mendapat keleluasaan memperoleh informasi dan gambar di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. (Virna Puspa Setyorini/kompas.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR