Sebagian tradisi Roma dan Yunani menganggap manusia berubah jadi serigala sebagai hukuman dewa karena ia telah mempersembahkan korban berupa manusia, ujar Pliny (61 - 113).
Meski baru abad XVIII kirah tentang manusia serigala diterbitkan, bukan berarti orang berkurang minat terhadap manusia serigala. Justru kepercayaan itu demikian kuat, bahkan sering diterima sebagai kebenaran, bukan fiksi.
Menurut kepercayaan lama ada tiga macam manusia serigala.
Pertama yang beroleh melalui keturunan. Konon kutukan terhadap nenek moyang menjadikan setiap keturunannya menjadi manusia serigala.
Yang kedua, yang dengan sukarela jadi serigala dengan alasan dan tujuan jahat.
BACA JUGA: Centang Biru WhatsApp Dimatikan, Begini Cara Mudah Tahu Pesan Kita Telah Dibaca
Sedangkan yang terakhir adalah manusia serigala yang berhati lembut dan baik. Kondisinya yang tidak lazim, malah membuatnya merasa malu.
Sebenarnya transformasi sering dilakukan oleh dukun-dukun suku tertentu dengan tujuan baik untuk mengatasi masalah di kelompoknya.
Saat langka makanan, misalnya, si dukun bisa saja berubah wujud menjadi binatang jadi-jadian serupa dengan yang akan diburu, supaya lebih mudah melacak buruan itu.
Ada juga yang tidak berubah wujud tetapi meminjam tubuh binatang untuk memata-matai, menyantet, atau sekadar menakut-nakuti musuh.
BACA JUGA: Inilah Empat Zodiak yang Punya Peruntungan Bagus pada 2018
(Tulisan ini pernah dimuat di Rubrik Maya Intisari edisi Mei 1998 dengan judul asli Misteri Manusia Serigala.)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR