Tri Rismaharini Mendapat Anugerah Wali Kota Terbaik Ketiga di Dunia Tahun 2014

Moh Habib Asyhad

Editor

Tri Rismaharini Mendapat Anugerah Wali Kota Terbaik Ketiga di Dunia Tahun 2014
Tri Rismaharini Mendapat Anugerah Wali Kota Terbaik Ketiga di Dunia Tahun 2014

Intisari-Online.com -Sepuluh tahun sudah The City Mayor Foundation mengadakan The World Mayor Prize, sebuah penghargaan untuk wali kota-wali kota terbaik di seluruh dunia. Indonesia harus berbangga, karena untuk kedua kalinya, menempatkan wali kotanya berada dalam 10 besar wali kota terbaik. Setelah Joko Widodo—saat masih menjabat sebagai Wali Kota Surakarta—kini giliran Tri Rismaharini mendapat anugerahwali kota terbaik ketiga di dunia tahun 2014.

Urutan pertama diberikan kepada Wali Kota Calgary, Kanada, Naheed Nenshi, dan urutan kedua diberikan kepada Wali Kota Ghent, Belgia, Daniel Termont. Penghargaan tersebut diberikan pada 3 Februari 2015.

Wali Kota Tri Rismaharini telah menjadi Pemimpin Daerah yang paling sering dibicarakan seantero negeri. Dengan penuh energi, Risma berhasil menarik perhatian nasional dan internasional untuk mempromosikan kotanya, Surabaya, yang merupakan kota terbesar kedua di Indonesia.

Risma terpilih menjadi Wali Kota Surabaya pada 2010. Sebelum Risma menjabat, Surabaya dianggap sebagai kota yang penuh dengan beton-beton yang mangkrak. Tapi itu berubah drastis setelah Risma menjadi Wali Kota. Dengan latar belakang arsitektur, dia tahu apa yang harus dilakukan terhadap lahan-lahan kosong dan ruang terbuka.

Jika Anda berkunjung ke Surabaya, saat ini ada sekitar tujuh taman kota yang akan memanjakan warga kota. Taman-taman tersebut, sebagian besar sudah dilengkapi dengan akses Wi-Fi, juga perpustakaan, pusat kebugaran, dan fasilitas olahraga lainnya.

Tak hanya itu, di bawah kepemimpinannya, Surabaya juga telah memperluas ruang terbuka lainnya, pemakaman misalnya, yang juga berfungsi sebagai daerah resapan air—tidak seperti Jakarta yang tidak memiliki strategi penanganan banjir selama tiga tahun terakhir—juga telah menambahkan jalurhijau di sepanjang jalan utama. Risma juga membuat hutan kota.

Dalam memerintah, Risma tak hanya berbicara ikhwal bagaimana bekerja untuk warga tapi juga bagaimana bergerak bersama warga. “Sebuah kota, yang pertama dan paling utama adalah, bagaimana ia menjadi rumah bagi warganya,” ujarnya suatu ketika.

Untuk perkembangan Surabaya, Risma mengaku banyak belajar dari kota-kota berkembang di Asia dan Eropa; bahwa pembangunan yang masif, di satu sisi, justru bisa mengalienasikan alias mengasingkan warganya sendiri. Oleh karena itu, Risma berhasrat untuk mensinergikan pembangunan kota dengan program-program sosial.

Baru-baru ini, Risma kerap muncul di tengah-tengah keluarga korban AirAsia QZ8501 jatuh di perairan Selat Karimata pada Minggu, 28 Desember 2014, setelah lepas landas dari Bandara Internasional Juanda. Tidak salah rasanya jika menyebut Tri Rismaharini sebagai wali kota terbaik ketiga di dunia 2014. (Worldmayor.com)