Intisari-Online.com – Tak jelas di mana duduknya, istilah "angin duduk" sudah menjadi milik publik. Namun bukan sembarang duduk, sebab ini kiasan awam belaka yang dokter wajib cari tahu apa yang dimaksud. Tentu supaya jelas duduk soalnya.
Lalu apa "angin duduk" itu sebetulnya? Seperti ihwal "masuk angin", nosologi "angin duduk" belum masuk buku teks.
Namun, angin yang duduk ini lebih berbahaya dibandingkan dengan angin yang masuk. Soalnya, ia identik dengan serangan jantung.
Nah, yang namanya serangan jantung bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Sering selagi mengedan di kamar kecil. Tak jarang sewaktu di meja makan. Ada juga yang lagi asyik di kamar hotel ketika "berduel" bukan dengan istri sendiri.
Tidak semua serangan jantung berkategori "angin duduk". Hanya serangan yang langsung membuat jantung kelenger yang boleh disebut "angin duduk".
Baca juga: Hati-hati! Senin Adalah Hari Rawan Serangan Jantung, Benarkah Demikian?
Sering-sering tak tertolong. Mengapa? Selain serbuannya sangat mendadak, serangannya terbilang garang.
Jantung diberi makan dari koroner. Jika ada cabang koroner jantung yang tersumbat nyaris total, jantung semaput dan terancam berhenti bekerja.
Bila terlambat ditolong, korban pindah ke akhirat sebelum jadwalnya.
Penyumbatan pembuluh koroner terjadi bila lipid (kolesterol dan trigliserida) darah terus meninggi. Tentu ini bukan proses sesaat.
Rata-rata sudah berawal sejak usia muda. Bisa jadi sejak masa kanak-kanak jika anak dibiarkan gembrot.
Baca juga: Gogon Meninggal Dunia, Satu Bulan Sebelum Serangan Jantung Tubuh Memberikan 6 Tanda Ini
Bila lemak darah tetap tinggi, setiap tahun sumbatan koroner bertambah 2%. Cuma butuh 25 tahun untuk menyumbat separuhnya.
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR