Intisari-Online.com - Tiap negara akan mewarnai pesawat militernya dengan corak yang berbeda. Tentu ini setelah disesuaikan dengan jenis juga fungsi serta spesifikasi lain yang ditentukan.
Misalnya pesawat milik TNI AU, untuk pesawat combatan (tempur) dibalut warna loreng, sementara pesawat non-combatan akan diwarnai dengan corak cerah.
Sedangkan pesawat latih didominasi warna abu-abu atau sky grey dengan penomoran pada bagian ekor (tail number) yang menyolok.
Sebenarnya bukan tanpa tujuan pewarnaan pesawat –pesawat itu. Selain untuk menunjukkan citra satuan juga sebagai identitas berdasar tugas yang diembannya.
Warna cat pesawat bahkan diciptakan berdasar psychology effect. Contohnya, pesawat SAR (Search And Rescue) yang mempunyai warna cerah (oranye) dengan tanda-tanda lain yang menyolok.
Baca juga: Kisah Heroik Pilot Indonesia yang Selesaikan Pertempuran Hanya dengan Satu Pesawat Tempur Saja
Selain bukan termasuk pesawat combatan, warna tersebut diharapkan agar pesawat mudah terlihat oleh survivor dan dapat menciptakan rasa aman akan datangnya bantuan.
Warna pesawat boleh beragam, bahkan untuk sebuah tim aerobatic dasar pewarnaan pesawat akan lain lagi.
Selain mempunyai ciri khas juga diharapkan warna dapat menambah daya tampil tim baik dalam manuver, maupun bagi sang pilot.
Padahal sebenarnya warna pesawat sangat tidak berguna di udara ketika bermanuver.
Pasalnya semua pesawat akan berwarna abu-abu dalam jarak pandang (dalam cuaca baik dan cerah) lebih dari 10 ribu kaki. Oleh karena itu sebanarnya pesawat aerobatik tidak perlu berwarna-warni.
Baca juga: Sukhoi Su-27, Pesawat Tempur Paling Bandel dan Paling Doyan Cegat Pesawat Intai AS
Awalnya pesawat diberi warna (cat) dengan satu tujuan untuk melindungi bahan dasar pesawat yang terlihat lewat permukaan kulit pesawat yang disebut skin.
Source | : | dari berbagai sumber,liputan penulis |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR