Tidak sanggup mebayar, akhirnya Rahmat pun hanya dituntut ganti rugi Rp1,5 juta oleh perusahaan.
Gajinya pun harus dipotong tiap bulannya untuk membayar ganti rugi tersebut.
Ketika ditanya apa suka dukanya menjadi supir truk, Rahmat menjawab banyak duka dibanding sukanya.
Bahkan Rahmat mengatakan, ketika di jalan ditilang polisi karena pajak kendaraan yang mati atau sim yang mati, sebisa mungkin agar bos tidak tahu.
Cerita Rahmat tersebut hanya salah satu di antara banyaknya supir truk yang sering kita lihat di jalanan.
Padahal tanpa kita sadari, jasa mereka begitu besar bagi kehidupan kita.
Bagaimana jika tidak ada supir truk pembawa muatan pasir dan batu ke kota kita? Tentu, pembangunan akan terhambat.
Bagaimana jika tidak ada supir truk pembawa bahan pangan untuk kita masak? Tentu, hidangan enak tidak ada di meja makan kita.
Bahkan, bagaimana jika tidak ada supir truk pembawa bantuan kemanusiaan ke area bencana alam? Tentu, tidak akan ada bantuan yang kita butuhkan datang.
Jadi, berterima kasihlah pada mereka, para supir-supir truk.
BACA JUGA:Oknum Pilot Garuda Sebut Bom Surabaya Rekayasa, Inilah Alasan Pilot Dilarang Berjenggot dan Berkumis
Source | : | youtube |
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR