Intisari-Online.com -Selama Perang Dunia II, sekitar 56 ribu tahanan meninggal di kamp konsentrasi di Buchenland. Sebagian yang lain menjadi bahan pengujian medis. Itulah sekelumit kisah masa lalu nan kelam tentang Buchenwald, kamp konsentrasi Nazi yang kini menjadi tempat penampungan pengungsi.
Pengungsi dari berbagai zona konflik.
Ada sekitar 21 laki-laki pencari suaka yang tinggal sementara di tempat yang dulunya adalah “neraka” bagi tahanan Nazi ini. Dari mereka bahkan sudah tinggal di situ selama beberapa bulan.
“Ini bagus bagi saya,” ujar Abdurahman Massa (20) dari Eritrea kepada Mail Online. “Banyak orang lain (pengungsi) yang tidak bisa merasakan apa yang kami rasakan ini.” Selama Perang Dunia II, sekitar 56 ribu tahanan mati di kamp konsentrasi ini/Metro.co.uk
Tempat yang dulunya kamp konsentrasi ini memiliki fasilitas memasak dan tempat tidur. Tak hanya itu, para pengungsi yang tinggal di situ mendapat jaminan sekitar 100 euro (sekitar Rp2,2 juta) per hati dari Pemerintah Jerman, sehingga mereka bisa membeli makan dan mencukup kebutuhan sehari-hari lainnya. Kanselir Jerman berharap cara ini bisa menaikkan citra Jerman ke depan/Metro.co.uk
Walikota Distrik Mitte, Berlin, Christian Hanke, mengatakan, “Ini adalah solusi darurat. Ini tidak dapat dihindari. Ada banyak ruang di hanggar.”
Kanselit Angela Markel yang menggambarkan masuknya imigran di Jerman sebagai “sesuatu yang mengetuk hati”, menambahkan bahwa itu akan mengubah make-up Jerman untuk selamanya (dari negara dengan sejarah menyeramkan ke negara yang ramah.)