Intisari-Online.com -Sebagian masyarakat Bugis percaya bahwa warna yang terdapat pada ayam ketawa mempunyai makna tertentu. Mereka juga percaya bahwa warna tertentu bisa membawa keberuntungan bagi yang memeliharanya. Itulah ayam ketawa yang nyaris tak terdengar lagi tawanya; tak hanya suaranya, warnanya juga unik.
Dari warnanya, ayam ketawa dibedakan menjadi beberapa jenis. Bakka, cirinya berwarna dasar putih mengilap dengan hiasan warna hitam, oranye, dan merah. Kakinya berwarna hitam dan putih. Ayam ketawa jenis ini dipercaya mampu mengembangkan harta kekayaan pemiliknya.
Jenis kedua adalah ceppaga bolong. Ayam ketawa jenis ini memiliki warna dasar hitam yang dihiasi bulu berwarna hitam dan putih, ditambah bintik putih di badan sampai dengan pangkal leher, sementara kaki berwarna hitam.
Ketiga, ijo buota. Jenis ini memiliki warna dasar hijau dihiasi dengan warna merah, disisipi warna hitam di bagian sayap, dan kaki berwarna kuning. Jenis ini dipercaya dapat membuat harta bertahan lebih lama. Keempat, koro. Ayam ketawa jenis ini berwarna dasar hitam dengan dihiasi bulu hijau, putih, dan kuning mengilap. Jenis ini dipercaya mampu menunjukkan keberadaan rezeki pemiliknya.
Kelima, lappung, yang berwarna dasar hitam dihiasi warna merah hati, kaki berwarna hitam, dan mata berwarna putih. Orang Bugis mengartikan lappung sebagai menampung harta. Jadi, ayam ini dipercaya bisa menampung harta alias mendatangkan harta. Terakhir adalah bori tase’. Ayam ketawa jenis ini berwarna dasar merah dengan bintik kuning keemasan. Ayam ini dipercaya dapat mendatangkan keberuntungan.
Tak butuh perlakuan khusus
Cara merawat ayam ketawa tidak terlalu ribet. Di kampung halamannya, ayam ketawa dewasa diberi makan gabah kering. Ini bertujuan membersihkan lendir yang ada di rongga tenggorokan sehinga tidak gatal. Hasilnya, kokok si ayam tetap nyaring, bening, dan panjang.
Gabah yang diberikan biasanya gabah kering yang berisi. Caranya, gabah direndam dalam air selama satu malam. Ketika direndam, gabah gabuk akan mengambang dan gabah yang berisi akan tenggelam. Selain gabah, ayam ketawa juga biasa diberi pakan beras merah, poer, jagung, dan rajangan sawi hijau. Yang paling penting, pakannya harus bersih.
Untuk anakan biasanya diberi poer, menir beras, dedak, dan jagung giling. Setelah berumur tiga bulan ke atas, bisa diberi nasi yang dicampur beberapa jenis pakan ayam seperti AD dan BR.
Sayangnya, belakangan ini ayam ketawa tak lagi dilirik sebagai hewan unik nan istimewa. Nasibnya tak jauh beda dengan ayam kampung pada umumnya: dipotong lantas dijadikan hidangan santap malam. (Intisari)