Advertorial

Kisah Adolf Frederick, Raja yang Meninggal Gara-gara Makan Roti

Adrie Saputra
Adrie Saputra
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Adolf Frederick raja Swedia. Raja yang suka kue namun terbunuh akan kebiasaan buruknya. Raja baik hati meninggal karena makanan.
Adolf Frederick raja Swedia. Raja yang suka kue namun terbunuh akan kebiasaan buruknya. Raja baik hati meninggal karena makanan.

Intisari-Online.com - Idealnya, raja terkenal dalam sejarah karena prestasi besar mereka.

Akan tetetapi itu tidak terjadi dengan Adolf Frederick, raja dari Swedia.

Raja abad ke-18 ini malah dikenang karena persiapannya yang berlebihan menjelang Prapaskah.

Kecintaannya pada roti manis tradisional Swedia yang disebut semla pada akhirnya menyebabkan kematiannya pada 12 Februari 1771.

Baca juga:Singkirkan 8 Barang Penyebab Rumah Terlihat Kotor dan Berantakan Ini Sebelum Lebaran Tiba!

Perjamuan kerajaan mungkin terkenal karena terlalu banyak makanan.

Makanan Adolf sangat kaya karbohidrat, antaralain lobster, kaviar, beberapa ikan, sauerkraut dan banyak sampanye.

Belum lagi 14 piring semla, menyebabkan Yang Mulia menderita sakit karena makan berlebihan, komplikasi di saluran pencernaannya, dan akhirnya meninggal dunia.

Tidak ada raja yang akan memilih untuk mati dengan cara memalukan seperti itu.

Baca juga:10 Foto Emosional Ini Punya Kisah yang Tak Kalah Menyentuh di Baliknya

Pada saat dia meninggal, Raja Adolf Frederick telah memerintah kerajaan Nordiknya selama dua dekade.

Selama masa kebebasan Swedia, dia memerintah ketika tidak ada perang dan hak-hak sipil yang membaik, namun juga saat ketika ekonomi mengalami stagnasi.

DikatakanAdolf naik takhta dengan cara yang tidak lazim.

Itumungkin karenapengaruh bibinya, Ratu Elizabeth dari Rusia, setelah kemenangannya dalam Perang Rusia-Swedia (1741-1743).

Ratu Rusia bernegosiasi untuk mengembalikan sebagian besar Finlandia ke kekuasaan Swedia, serta konsesi perjanjian damai lainnya jika Adolf Frederick dinyatakan sebagai penerus takhta setelah kematian Raja Frederick I dari Swedia, yang terjadi pada 1751.

Bahkan setelah mengambil Mahkota, tampaknya parlemen menikmati lebih banyak kekuatan dan otoritas daripada raja sendiri.

Perjamuan terakhir Raja Adolf Frederick dan mengapa dia makan sampai mati berhubungan dengan pesta perayaan tradisional, yang dikenal sebagai fettisdag (atau Fat Tuesday) di Swedia, sebelum periode prapaskah oleh umat Kristen.

Itu adalah perayaan kenikmatan dalam makanan kaya atau berlemak.

Baca juga:Mengharukan, Bocah Lima Tahun Ini Diantar Sekolah oleh Puluhan Polisi Karena Ayahnya Gugur Saat Bertugas

Hidangan utama raja di fettisdag terakhirnya pada 1771 cukup melimpah dan cukup bergizi.

Itu adalah makanan penutup yang diasumsikan telah menghabisinya.

Setelah hidangan pertama semla, roti semla yang direndam dalam susu hangat atau krim, raja meminta 13 lagi.

Secara historis,semla hanya dimakan pada fettisdag dan mungkin itu yang didambakan raja secara rahasia sepanjang tahun.

Baca juga:Rilis Fitur Baru untuk ‘Group Chatting’, WhatsApp Hapus ‘Kekebalan’ Admin

Atau mungkin karena stres mengemban tugasnya, dia melahap makanan itu dengan begitu garang.

Namun, segera setelah Adolf selesai dengan kebiasaan buruknya, ia juga telah selesai dengan hidupnya.

Makanan berlimpah menyebabkan dia mengalami masalah pencernaan.

Dia meninggal pada hari yang sama

Baca juga:Kisah Souhayla, Wanita Muda yang Menjadi Budak Seks ISIS Selama 3 Tahun dan Diperkosa oleh 7 Pria Secara Brutal

Ketika dia meninggal, keluarga, teman-teman, dan pelayannya sangat berduka.

Dia, bagaimanapun juga dikenal sebagai raja yang baik hati. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Artikel Terkait