Tubuh membutuhkan waktu untuk siap bangun.
Ketika seseorang membiarkan dirinya kembali tidur dengen menekan tombol snooze, tubuh akan berpikir, "Alarm palsu! Saya kira tidak perlu melakukan apa-apa, karena kita tidak akan bangun," lalu tetap berdiam diri.
Baca Juga: Tidak Ada Lagi Bibir Kering Saat Berpuasa
Ketika alarm berbunyi untuk yang kedua kalinya, tubuh dan otak kita akan terkejut, sehingga menghasilkan perasaan pening, pusing yang disebut inersia tidur.
Semakin banyak kita menekan tombol snooze, tubuh dan otak semakin bingung.
Jadi, tubuh mungkin akan merasa lebih tidak nyaman daripada yang seharusnya, meskipun kita menghabiskan waktu ekstra di tempat tidur.
Terlebih lagi, jenis inersia tidur ini terjadi hingga dua hingga empat jam setelahnya.
Baca Juga: Menu Buka Puasa: Sayur Bening Bayam dan Mentimun yang Segar dan Sehat
Menunda alarm snooze benar-benar akan berakibat buruk bagi kita nanti.
Satu hari kita bangun jam 7.00, hari berikutnya, kita bangun jam 7.30 dan begitu seterusnya.
Jika kita tidak bangun pada waktu yang sama setiap hari, tubuh juga tidak tahu kapan harus mulai mengantuk.
Hal ini akan mendorong kita untuk memiliki lebih banyak waktu tidur di hari berikutnya, lebih banyak dari yang tubuh kita butuhkan.
Source | : | Huffington Post |
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR