“Aku menjerit kepada mereka apa yang mereka lakukan? Tetapi mereka tidak mendengarkan permohonanku,” kata Baqi lagi.
Ia menambahkan, ketika mereka mencungkil mata yang pertama, Baqi memohon untuk membebaskan dirinya.
Namun, ayah dan keempat abangnya tidak memedulikan sama sekali dan mencungkil mata satunya lagi.
“Setelah mereka selesai aku memohon agar mereka membunuh diriku, tetapi mereka menjawab mereka ingin aku menjadi contoh bagi pemuda-pemuda lainnya di desa,” kata Baqi.
Para tetangga diberi tahu insiden tersebut oleh abang Baqi yang lain, yang bergegas membawa pemuda itu ke rumah sakit.
Baca juga: Meski Belum Ada Perintah, Pasukan Anti-teror TNI Selalu Siaga Untuk Melibas Aksi Terorisme
Bagi dipindahkan ke sebuah rumah sakit khusus di Karachi, hanya saja dokter mengatakan tidak akan pernah bisa melihat kembali.
Saat insiden itu terjadi, abangnya yang lain, Abdul Gaffar (24 tahun), tidak ikut dalam aksi sadis itu.
Ia sedang tidak ada di rumah ketika insiden ini terjadi. Ia menerima telepon dari tetangganya bahwa ada yang salah di rumah.
“Aku bergegas pulang ke rumah dan aku jadi kaget melihat adikku menangis kesakitan. Kami tidak punya uang, beberapa teman dan tetangga membantu kami 35.000 rupe atau Rp 3 juta,” kata Abdul Gaffar.
Ia menambahkan, mereka membawa Baqi ke sebuah rumah sakit di Quetta, dimana dokter mengatakan bila mereka segera membawa Baqi ke Karachi, mungki sebuah matanya bisa diselamatkan.
Sayangnya, dokter di Rumah Sakit Jinnah di Karachi mengatakan adiknya tidak akan bisa melihat lagi atau jadi buta.
Dilansir dari MailOnline, Rabu (16/5/2018), insiden mengerikan itu telah dilaporkan kepada polisi.
Media setempat melaporkan, ayah dan dua abang Baqi telah ditahan, namun dua abang lainnya telah kabur.
Baca juga: Inilah Pemimpin ISIS yang Dianggap Paling Brutal, Pernah Bakar Tawanan Hidup-hidup Dalam Sangkar
Source | : | mail online |
Penulis | : | Khena Saptawaty |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR