Intisari-Online.com - Cukup judul saja yang pakai bahasa Jawa. Hitung-hitung mencoba menyelamatkan bahasa daerah sebab baca di Kompas beberapa waktu silam di Papua ada sembilan bahasa daerah yang punah. Memang, ada ratusan bahasa daerah di Papua.
Jadi teringat sewaktu menembus hutan belantara untuk bertemu dengan sebuah suku terisolir di Papua. Untuk berkomunikasi saya perlu menggunakan dua penerjemah. Satu penerjemah menerjemahkan bahasa suku itu ke bahasa tetangga, satunya menerjemahkan bahasa suku tetangga ke bahasa Indonesia.
Ah, jadi ngelantur. Kapan-kapan saja cerita soal bahasa daerah ini. Kembali ke Gunung Pancar, saya sudah lama merencanakan ke tempat ini membawa anak-anak mengenal dengan dekat sebuah hutan. Kebetulan ada air panas di sini. Jadi bisa sekalian berendam.
(Baca juga: Ngalap Berkah di Pesarean Gunung Kawi, Kalau Sedang Duduk-duduk Lalu Kejatuhan Daun Pertanda akan Dapat Rezeki)
Keluar pintu tol Sentul di km-34, ambil jalan masuk ke Sirkuit. Sebelum gerbang Sirkuit, ambil belokan kanan. Ke kiri akan membawa Anda ke Citeureup. Ikuti saja jalan ini. Beberapa ruas jalan sudah rusak. Aspalnya terkelupas dan meninggalkan lubang yang cukup untuk menggoyangkan penumpang belakang.
Jalan ini akan bermuara di pertigaan di Pasar Babakan Madang. Ambil jalan lurus. Kalau ke kanan akan menuju ke Terminal Bus Sentul City.
Tak jauh dari pertigaan sudah dicegat dengan retribusi perawatan jalan. Cuma Rp 2.000,-. Setelahnya jalanan relatif mulus. Melewati perkampungan akhirnya kita sampai di persawahan, batas perkampungan. Hawa pegunungan sudah mulai terasa. Jalan mulai menanjak dan berkelak-kelok.
Ketemu pertigaan, ikuti papan penunjuk yang mengarahkan kita ke kanan. Masih melewati pemukiman, akhirnya tak lama kemudian gerbang Wana Wisata sudah terlihat. Udara semakin segar saja.
Di pintu gerbang Ekowisata Gunung Pancar Bogor kita akan ditanyai, “Berapa orang?” Terus terang saya tergagap-gagap menjawabnya. Bagaimana tidak? Wong dari luar sudah jelas terlihat berapa orang di dalam kendaraan, masih ditanya. Ketika saya bilang dua dewasa dua anak, petugasnya bilang ke temannya yang jaga di loket, “Empat belas ribu rupiah.” Tak jauh dari loket ada papan tarif. Untuk mobil Rp 2.000,- penumpang dewasa Rp 4.000,- dan anak-anak dihitung Rp 2.000,-.
Memasuki kawasan Wana Wisata langsung disergap kerindangan pohon pinus yang rapat. Udara semakin sejuk di sini. Kaca jendela pun aku buka lebar-lebar biar udara segara leluasa mengerumuni tubuh kami. Jalanan selebar sekitar empat meter itu mulai menanjak. Beberapa bagian sudah bolong, tergerus waktu.
(Baca juga: Pingin Mi Instan dengan Rasa Berbeda? Kami Pandu Anda Ke Lokasinya)
Ada dua tempat yang bisa dituju di kawasan ini: Gunung Pancar Health & Spiritual Center dan Giri Tirta Hot Spring Resort. Ada satu lagi tempat berendam. Tapi karena gratis untuk masuknya, jadi kalau ramai bisa berjubel.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR