Intisari-Online.com – Makanan mempunyai peran lebih penting daripada sekadar memenuhi rasa lapar. Makanan berperan dalam mencegah atau memperlambat terjadinya perubahan alamiah yang tak terhindarkan akibat bertambahnya umur.
Proses aging yang terjadi pada semua orang memang menjadi pemicu perubahan yang biasanya tidak kita sambut dengan gembira. Siapa pun dalam hatinya pasti lebih menyukai dirinya tetap tampil segar dan muda. Untunglah ada kabar baik yang dibawa oleh para ilmuwan di bidang kedokteran. Kalau memilih makanan dengan bijak selama masa dewasa, proses penuaan setidaknya dapat diperlambat, dicegah, bahkan dikembalikan. Hasil akhirnya adalah usia panjang dengan kehidupan yang berkualitas.
Bagaimana baiknya?
Umur makin bertambah tapi ironisnya kemampuan sel-sel tubuh malah makin berkurang, alias menurun. Penelitian pada binatang telah membuktikan bahwa dengan membatasi asupan kalori, usia binatang malah diperpanjang. Kalau prinsip itu diterapkan pada manusia, tentu kita berpikir alangkah baiknya kalau beban kerja sel-sel tubuh bisa juga dikurangi untuk mengimbangi kemampuan kerjanya yang telah menurun. Ternyata, kita harus hati-hati juga kalau mau menerapkan prinsip itu pada manusia.
Pembatasan makanan yang sangat ketat dapat menyebabkan kekurangan gizi dengan akibat langsung datangnya berbagai penyakit dan celakanya, proses penuaan malah dipercepat! Jadi, bagaimana baiknya?
Jawabnya, dibatasi boleh saja tapi jangan keterlaluan. Makan dalam jumlah sedang/cukup dengan mengutamakan makanan yang padat gizi, seimbang, bervariasi, dan kaya akan antioksidan. Ini pola makan yang dianjurkan untuk menghadapi proses penuaan. Saran lain yang mudah diikuti: makanlah dalam jumlah sedikit tapi sering.
Seberapa banyak meski mengurangi? Tak banyak. Cukup 10 – 20% dari kalori yang biasanya kita asup sudah akan menurunkan berat badan, lemak tubuh, dan tekanan darah, serta meningkatkan kolesterol baik HDL. Kalau semua itu dapat dicapai serta-merta kita juga akan dijauhkan dari penyakit degeneratif atau menahun. Bonusnya, kerja organ-organ tubuh juga diperingan. Agar kebutuhan akan zat-zat gizi terpenuhi tapi asupan kalori terkontrol, penting sekali memilih makanan yang padat gizi. Berkonsentrasi pada makanan yang padat gizi namun tetap cukup kalori berarti pula menghindari makanan dan minuman yang manis, berlemak, dan beralkohol. Asupan garam juga dibatasi 1 sendok teh saja sehari.
Sebetulnya mencari makanan yang mendukung keinginan untuk tetap awet muda itu gampang. Soalnya, semua makanan yang dimakan dengan pola makan sehat dapat digolongkan sebagai makanan anti-aging. Sebagian besar berupa bahan makanan yang diperlukan untuk regenerasi sel-sel tubuh. Coba kita tengok satu per satu.
Sumber energi utama ini selalu diperlukan untuk melindungi protein agar tidak digunakan sebagai sumber energi. Sumbernya ada di sekitar kita seperti kacang-kacangan, sayuran, biji-bijian, dan buah yang semuanya mengandung banyak serat, vitamin, dan mineral. Untuk memenuhi kebutuhan serat yang dianjurkan sudah barang tentu ada takarannya, yaitu makanlah sayur 3 – 5 porsi per hari dan buah 2 – 4 kali per hari. Jangan lupa untuk memilih jenis karbohidrat yang lambat dalam meningkatkan kadar gula darah. Itulah sebabnya kita seyogianya menghindari makanan yang manis-manis ataupun gula sederhana seperti sirup, minuman ringan, dll.
Nasi dikonsumsi dalam jumlah cukup sesuai aktivitas; aneka gandum dan beras merah dapat menjadi pilihan karena indeks glikemiknya rendah sehingga tidak mudah meningkatkan kadar gula dalam darah. Sebaliknya, roti, tepung-tepungan, dan pasta malah dikurangi karena bahan makanan ini cenderung cepat menaikkan kadar gula dalam darah.
Agar sejalan dengan penurunan kalori, pilihlah protein yang rendah kalori tetapi berkualitas tinggi seperti daging kurus, daging unggas, ikan, dan telur; susu rendah lemak atau tanpa lemak; dan kacang-kacangan. Protein penting untuk memperbaiki dan membuat sel-sel baru, untuk sistem kekebalan dan mencegah berkurangnya massa otot. Jadi, ibarat manusia protein ini multi-profesi. Ia bisa menjadi montir yang andal ketika memperbaiki dan membuat sel-sel baru, ia bisa menjadi tentara yang gigih saat berfungsi sebagai benteng pertahanan tubuh melawan penyakit, pun menjadi tukang bangunan yang tekun ketika mencegah berkurangnya massa otot tubuh.
Tubuh langsing, kencang, kulit halus lembap tanpa kerut, dan bebas penyakit menjadi idaman setiap orang khususnya kaum wanita. Beberapa penelitian menganjurkan untuk mengonsumsi protein kualitas tinggi sejumlah 1 g/kg berat badan. Maka, jangan lupakan kedelai si penghasil fitoestrogen yang banyak berperan sebagai faktor anti-aging. Anda pasti sudah tahu dari mana kita dapat memperolehnya: tahu, tempe, susu kedelai, dll.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR