Intisari-Online.com - Bagi keluarga 14 korban meninggal tragedi Bom di 3 gereja di Surabaya, Minggu pagi (13/5/2018), tak ubahnya adalah mimpi buruk.
Berangkat menuju gereja untuk melakukan ibadah namun pulang dengan tubuh yang tak lagi bernyawa.
Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun jadi korbannya.
Termasuk, anak-anak yang diduga menjadi salah satu pelaku peledakan bom tersebut.
BACA JUGA: Menurut PBB, Ternyata Begini Cara Mengenali Pelaku Bom Bunuh Diri
Satu keluarga diduga kuat menjadi dalang atas aksi tak berperikemanusiaan itu.
Puji Kuswati, wanita berusia 43 tahun dalam keterangan yang diberikan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian disebut sebagai terduga salah satu pelaku bom bunuh diri, tidak beraksi sendiri.
Ia mengajak dua putrinya yang masih dibawah umur Fadhila Sari (12) serta Famela Rizqita (9) untuk ikut meledakkan bom.
Puji dan dua putrinya meledakkan bom di gereja GKI Jalan Diponegoro.
Ketiga orang ini melilitkan bom di pinggang mereka.
Kapolri Jendral Tito Karnavian mengungkapkan, jenis bom ini membuat bagian perut terduga pelaku tidak utuh.
"Sementara bagian atas tubuh dan bagian kaki, relatif masih utuh," katanya di RS Bhayangkara Polda Jatim, Minggu (13/5/2018) sore.
Sebelumnya, mereka diantar menuju target oleh Dita Oepriarto, sang kepala keluarga yang juga melakukan aksi bom bunuh diri dengan menabrakkan Mobil Avanzanya di Gereja Pantekosta.
Sementara, dua anak laki-lakinya Yusuf Fadhil (18) dan Firman Halim (16) meledakkan bom di Gereja Santa Maria Tak Bercela dengan mengendarai motor dan menerobos masuk halaman gereja.
BACA JUGA:Inilah Alasan Dita Ajak Anak dan Istri Lakukan Bom Bunuh Diri Surabaya
Keluarga ini diketahui dalam kesehariannya tertutup dan jarang bgaul dengan tetangga sekitar rumahnya.
Menurut tetangga, Adi, sejak dulu, istri dan anak-anaknya tidak pernah berkumpul dengan warga sekitar.
Mereka cenderung tertutup hidup di dalam rumah jika tak ada kegiatan keluar kampung.
"Rumah itu tidak ada tenggangganya yang pernah masuk. Dia kalau ke rumah saya, saya persilakan. Tapi dia tidak pernah (mengajak orang ke rumahnya)," tutur Adi seperti dilansir dari Tribunnews.
Mereka tinggal di Wisma Indah Jalan Wonorejo Asri XI Blok K Nomor 22.
Meskipun begitu, Puji Kuswati beberapa tahun yang lalu tampak aktif menggunakan media sosial Facebook.
Berdasarkan penelusuran Intisari Online, akun facebook bernama Puji Kuswati diduga milik dari wanita ini.
Foto-foto yang diunggah miirip dengan foto keluarga itu yang dirilis oleh pihak kepolisian.
Puji diketahui aktif terakhir kali dari statusnya pada Oktober 2014.
Dalam facebook tersebut, Puji banyak mengunggah foto-foto anak-anaknya, termasuk foto kedua putrinya serta dua anak laki-lakinya.
Hanya saja, foto Dita Oepriarto tidak ada dalam akun tersebut.
BACA JUGA:Terjadi Rentetan Aksi Teror Dalam Dua Hari, Polri Singgung RUU Terorisme yang Masih Terganjal
Mereka tampak seperti keluarga pada umumnya, tampak dalam foto seperti keluarga yang bahagia.
Namun siapa sangka, keluarga tersebut menjadi terduga pelaku atas kejahatan yang merugikan banyak orang.
Tentu, apa yang dilakukan Puji bukan hal yang dapat diterima nalar mengajak anak-anaknya yang masih kecil dan tak berdosa melakukan kejahatan.
Beberapa kasus orangtua mengajak anaknya bunuh diri karena keadaan ekonomi sering kita tahu, bagaimana jika bunuh diri ini hingga menyebabkan hilangnya banyak nyawa orang lain yang tak berdosa juga?
BACA JUGA:Tak Banyak yang Tahu, Masa Lalu Nella Kharisma Ternyata Tak Semulus Kariernya Sekarang
Penulis | : | Masrurroh Ummu Kulsum |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR