Rupanya, Kota Cilacap yang berada di dekat laut, dianggap rawan dari serangan pihak luar, sehingga penjajah Belanda perlu membangun benteng yang berfungsi sebagai markas pertahanan.
Benteng ini terletak di pojok tenggara Kota Cilacap, sekitar dua kilometer dari pusat kota. Karena bangunan benteng terpendam di dalam tanah, orang pun menyebutnya Benteng Pendem.
Baca juga: Benteng Pertahanan Terdepan Amerika Itu Semakin Galak Sejak Presiden Donald Trump Berkuasa
Benteng Pendem Cilacap, dalam bahasa Belanda disebut Kustbatterij Op De Landtong Te Tjilatjap, didirikan oleh Tentara Kerajaan Belanda pada 1861 - 1879. Dibangun tepat di pintu masuk pelabuhan Laut Cilacap, letak benteng pendem sangat strategis.
Di selatan berhadapan dengan Pulau Nusakambangan. Letaknya yang terpendam dalam tanah membuat musuh yang masuk dari Lautan Hindia terkecoh, tidak menyangka bahwa di depannya terdapat benteng pertahanan yang kuat.
Benteng kolonial itu bagian atasnya dilengkapi dengan benteng pengintai dan dikelilingi oleh benteng pertahanan yang dipersenjatai lebih dari 128 pucuk bazoka. Pada bagian atas benteng terdapat 13 pucuk meriam.
Delapan meriam mengarah ke Laut Hindia, sedang lima lainnya menghadap ke Selat Nusakambangan. Di sekeliling benteng terdapat parit selebar 18 m dengan kedalaman 3 m. Fungsinya, untuk menghambat majunya musuh serta sebagai jalur patroli perahu.
Tempat bersejarah itu dibuka mulai pukul 08.00 - 17.00 WIB dengan tanda masuk sebesar Rp 1.000,-. Sesuai petunjuk arah, mula-mula pengunjung akan melihat barak tentara dengan 14 kamar yang masing-masing berukuran 4 x 5 m, untuk satu regu tentara.
Baca juga: Mengapa Arab Saudi Mendukung Kebijakan Donald Trump Membentengi 7 Negara Islam?
Barak yang berfungsi sebagai kamar tidur itu dibangun tahun 1887. Karena kini pintu setiap kamar sudah raib, kondisi kamar pun bisa dilihat dengan jelas.
Bila berjalan lurus ke arah belakang benteng, kita akan sampai di Benteng Pertahanan yang mengelilingi kawasan benteng. Di belakang Benteng Pertahanan, pada bagian tanah yang tinggi, terdapat Benteng Pengintai.
Sesuai fungsinya, benteng itu untuk mengintai datangnya musuh dan tempat memberi komando penembakan.
Menyusuri Benteng Pertahanan, pada sisi kanan Benteng Pendem kita akan sampai pada sebuah terowongan dengan empat pintu masuk yang dilindungi oleh enam pucuk meriam.
Susunannya, dua pucuk meriam mengarah ke pantai bawah jembatan gantung, satu pucuk ke jalan di belakang benteng, satu pucuk ke jalan menuju gudang senjata, serta dua pucuk ke parit sebelah timur.
Baca juga: Menurut Tito Karnavian, Ini Alasan Kenapa Polri Tak Langsung Serbu Napi Terorisme di Mako Brimob
Di dalam terowongan terdapat ruang perwira, ruang rapat, ruang pengaturan strategi, dan tempat berlindung dalam keadaan darurat. Tak jauh dari terowongan bisa ditemukan kamar penjara.
Jumlahnya 12 ruangan yang berada di dua tempat yang berbeda. Masih sederet dengan ruang penjara, terdapat bekas gudang senjata. Amunisi pada zaman dahulu masih berupa serbuk yang mudah meledak bila terkena panas, oleh karena itu ruangan diberi pendingin berupa air.
Gudang senjata berada di dua tempat, masing-masing memiliki tiga ruangan dan sembilan ruangan.
Secara umum bangunan benteng seluas 10,5 ha yang telah berusia 141 tahun itu masih utuh, tetapi luasnya berkurang 4 ha karena dipakai Pertamina. Sisanya seluas 6,5 ha telah dipugar dan dibuka untuk umum dan layak dinikmati.
(Ditulis oleh G. Suiayanto. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Juni 2002)
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR