“Suara kecilku mengatakan tidak. Cari bantuan, seseorang dapat menolongmu,” kenangnya.
Sejak itu Pauls mulai berbagi kisahnya dan mulai menolong dirinya sendiri.
Ia pun mengujungi sebuah perkumpulan yang disebut Breaking the Chains.
Perkumpulan itu memfasilitasi wanita korban pelecahan dan menawarkan program konseling dan penginapan.
Pauls pun mulai berpikir tentang apa yang bisa ia tawarkan kepada wanita lainnya.
“Aku menyadari bahwa itulah panggilanku untuk menolong wanita lainya, dan menggunakan suaraku untuk menarik masyarakat agar memahami apa yang terjadi di negeri kita, ini yang terjadi di rumah kita,” jelas Arien Pauls.
Ia bilang, hal itu bisa terjadi di kawasan orang miskin dan juga kawasan orang kaya.
Kini, Pauls bekerja sebagai seorang asisten manajer katering di Torninos Catering, juga sebagai seorang ibu.
Namun, ia banyak menghabiskan banyak waktunya dalam usaha membantu wanita lain yang pernah mengalami hal seperti dirinya.
Ia kini juga seorang pengacara bagi penyintas perdagangan seksual. Sementara ia menjadi sukarelawan di Breaking the Chains.
Ia bahkan menjalankan sebuah kelompok pendukung para penyintas.
Mereka berdiskusi tentang kehidupan bertetangga yang sehat, keuangan, mengatur keuangan, dan masalah-masalah lainnya yang perlu dibantu.
Pauls dan Breaking the Chains bekerjasama dengan pengadilan remaja di Fresno.
Mereka menawarkan pendampingan bagi kaum muda dan membantu mereka menghadapi persidangan.
Ia juga menjadi sukarelawan di Koalisi Keadilan Valley Pusat. Di tempat itu ia mengajar di kelas tentang perdagangan seksual dan kurikulum pencegahan eksploitasi pada gadis-gadis remaja.
Setelah Pauls mendapat gelar sarjana, ia berencana untuk menjadi seorang pengacara.
Ia ingin berjuang bagi para penyitas lainnya yang terhalang karena catatan kriminal.
“Hal itu memberiku sebuah rasa bagi harapan di masa depan,” tutup Arien Pauls.
Baca juga: Andai Lucinta Luna Transgender, Mungkinkah Dia Bisa Hamil? Ini Jawaban Sains
Source | : | The Epoch Time |
Penulis | : | Khena Saptawaty |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR