Intisari-Online.com – Antara sekolah, pekerjaan rumah, ulangan, ujian, les, kegiatan setelah jam sekolah, belum lagi bullying, membuat anak-anak super stres. Lebih dari sepertiga orangtua mengatakan, anak-anak mereka berada di bawah satu ton stres sekolah, demikian menurut sebuah jajak pendapat dari NPR.
Bagaimana kita sebagai orangtua tahu jika anak sedang stres di sekolah dan apa yang bisa dilakukan?
Apakah anak sedang stres?
Anak-anak yang berada di bawah tekanan akan memiliki perubahan suasana hati atau perilaku, menurut Dr. Adele Cadieux, seorang psikolog anak di Rumah Sakit Helen Devos di Grand Rapids, Mich.
Anak-anak mungkin akan emosi, marah, menangis, menarik diri dari kegiatan, mengungkapkan ketidakpastian, atau memiliki omongan negatif. Mereka juga mungkin mengeluh sakit kepala, atau sakit perut, atau perubahan pola tidur, dan nafsu makan. Anak-anak sedang stres juga memiliki masalah saat berangkat sekolah dan menolak berangkat keesokan paginya.
Jika anak mengalami stres sekolah, berikut ini 10 cara yang dapat membantu mereka dalam mengatasi stres sekolah.
Hentikan kekacauan. “Seorang anak tidak pernah tenang ketika mengalami stres,” kata Lori Lite, penulis Stress Free Kids; Pandungan orang tua untuuk membantu membangun percaya diri, kelola stres, dan mengurangi kecemasan pada anak. Pagi yang semrawut hendaknya diatur sehingga cukup waktu, dan memastikan segala sesuatu yang dibutuhkan anak sudah siap ketika mereka hendak berangkat ke sekolah.
Cukup tidur. Anak-anak yang cukup tidur cenderung kurang mudah marah dan lebih mampu menangani stres sekolah.
Bicara. Jika Anda mencurigai anak sedang stres atau sedang di-bully, bukalah jalur komunikasi dengan menanyakan anak kegiatan hari itu dan tantangannya. Terutama untuk anak-anak yang sudah lebih besar terkadang tidak ingin diberitahu apa yang harus dilakukan, Anda dapat membantu mereka mencari solusi untuk masalah mereka sendiri.
Praktek relaksasi. Bernapas dalam-dalam, relaksasi otot progresif dan berpikir positif adalah cara untuk menangani stres yang juga terbukti ampuh untuk anak-anak.
Kurangi kegiatan tambahan. Tetap sibuk adalah cara sehat untuk mengatasi tantangan hidup, dan prinsip itu pun ditanamkan pada anak-anak kita. Padahal, belum tentu cocok untuk mereka. Terlalu banyak kegitan setelah jam sekolah berarti lebih sedikit waktu untuk pekerjaan rumah, sehingga menghilangkan beberapa waktu yang digunakan untuk makan malam untuk menghilangkan stres dan ikatan sebagai keluarga.
Berhubungan. Berbicara dengan staf sekolah dan orangtua lainnya tentang pengamatan mereka terhadap anak Anda sehingga Anda dapat melacak bagaimana menangani anak Anda di sekolah.
Strategi coping model. Jika Anda tidak dapat menangani stres Anda, maka anak Anda pun tidak akan pernah belajar menangani stresnya. Karena itu pada saat Anda memiliki hari yang berat di tempat bekerja, beritahu anak-anak mengapa Anda marah, tetapi katakan sesuai bahasa mereka.
Jangan mengkritik. Jika Anda tidak suka, jangan pernah berbicara negatif tentang pekerjaan rumah atau guru di depan anak-anak karena akan menciptakan ketakutan. Mereka sudah merasa stres sehingga Anda perlu memberikan kekuatan untuk menenangkan. Selalu memberikan motivitasi positif dan jadwalkan pertemua orangtua – guru sebagai gantinya.
Batasi teknologi. Anak-anak yang menghabiskan lebih dari tujuh jam sehari menggunakan teknologi mungkin bisa meningkatkan stres. Jadi beri batasan pada waktu anak menggunakan teknologi dan habiskan lebih banyak waktu dengan aktivitas keluarga.
Bantuan profesional. Jika stres sekolah mempengaruhi kemampuan anak, penting sekali untuk berbicara dengan seorang konselor yang dapat membantu mengatasi masalah anak Anda.
Semoga ini tidak terjadi pada anak Anda. (foxnews)
KOMENTAR