Intisari-Online.com -Maraknya obat palsu dan ilegal di Indonesia bagaikana kaset lama yang selalu diputar berulang-ulang. Berbagai cara sudah dilakukan untuk mencegahnya, tapi tetap tak berhasil menghentikan peredarannya. Untuk mengantisipasinya, salah satu cara paling efektif adalah bisa membedakannya, mana obat asli dan obat palsu.
Dokter Instiaty dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa memang tak mudah untuk membedakan antara keduanya. Lebih-lebih secara kasat mata. “Kalau semua mirip, ya, jadi harus uji laboratorium untuk memastikan mana obat palsu dan asli,” ujarnya di Cimanggis, Jawa Barat, Kamis (29/9).
Yang paling sederhana untuk membedakannya adalah dengan melihat perbedaan warna bungkus, juga label obat, atau mengecek ada tidaknya ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Akan tetapi, sering kali secara kasat mata obat palsu sangat mirip dan sulit dibedakan. Konsumen pun jarang memerhatikan label sebelum minum obat.
Obat-obatan yang biasanya dipalsukan, lanjut Instiaty, adalah obat yang kemasannya gampang ditiru, harga pembuatannya murah, dan banyak dibeli oleh orang. Contohnya, obat bentuk kapsul, viagra, atau obat disfungsi ereksi, dan antibiotik. “Viagra itu kalau orang beli mahal, jadi beli di warung-warung. Kita enggak tahu apa isinya.”
Perlu diketahui, obat palsu bisa saja hanya berisi tepung atau obat yang komposisi atau kadar bahan pembuatnya tidak sama dengan obat asli. Tentunya obat itu tidak akan efektif untuk mengobati suatu penyakit. Untuk membeli obat sebaiknya sesuai resep dokter dan melalui apotek terpercaya karena sudah di bawah pengawasan BPOM. Jangan melalui obat resep di warung, apalagi situs online.
Yang paling penting adalah perasaan curiga. Curiga jika harga obat yang kita beli lebih murah dari yang seharusnya.(Kompas.com)