Cara Unik Pesepakbola Yunani Menunjukkan Solidaritas Mereka untuk Para Pengungsi Suriah

Moh Habib Asyhad

Editor

Cara Unik Pesepakbola Yunani Menunjukkan Solidaritas Mereka untuk Para Pengungsi Suriah
Cara Unik Pesepakbola Yunani Menunjukkan Solidaritas Mereka untuk Para Pengungsi Suriah

Intisari-Online.com -Ada yang unik terjadi di pertandingan sepakbola Liga Yunani yang berlangsung di Larissa. Sesaat setelah peluit kick-off dibunyikan, alih-alih memulai pertandingan, para tiba-tiba duduk diam di tengah lapangan. Usut punya usut, itu adalah cara unik para pemain sepakbola Yunani menunjukkan solidaritas mereka untuk para pengungsi Suriah yang tewas di tengah laut menuju Eropa.

Tak hanya ke-22 pemain yang ada di dalam lapangan, aksi itu juga diikuti oleh para wasit, staf, dan para pemain pengganti yang berada di pinggir lapangan. Momen ini terjadi saat tim divisi dua AEL Larissa berhadapan dengan tamunya, Acharnaikos. Cuplikan ini bisa kita lihat dari saluran yang ditayangkan OTE Sports Channel, yang didistribusikan oleh The Guardian.(Baca juga: Milyader Mesir yang Ingin Membeli Pulau untuk Menampung Pengungsi)

Sontak, aksi itu mendapat tepuk tangan dari para penonton yang hadir di stadion. Dua penyiar yang berada di sana melaporkan bahwa aksi ini ditujukan untuk mendorong otoritas dan orang-orang lainnya untuk lebih peka terhadap musibah-musibah yang melanda para pengungsi di Laut Aegea.

Video olehOsman Fantastic

Protes itu, “Untuk mengenang ratusan anak-anak yang harus kehilangan kehidupan mereka setiap hari di Aegea karena ketidakpedulian brutal dari Uni Eropa dan Turki,” ujar penyiar, merujuk ke kejadian di Laut Aegea yang terletak antara Yunani dan Turki.(Baca juga: Berlimpah Kekayaan, Kenapa Negara-negara Teluk Tak Dipilih Pengungsi?)

Setiap hari, ratusan migran dan pengungsi berusaha mencapai Eropa melalui Laut Mediterania dengan menggunakan perahu-perahu sempit yang diisi oleh lusinan orang yang berisiko terguling ketika dihantam ombak besar. Sekitar 3.770 orang telah meninggal ketika menyeberangi lautan ini pada 2015, dan lebih dari 200 orang Januari 2016 ini.(Huffington Post)