Banyak dari kita, dan mungkin Anda, membayangkan tingginya tensi dan pergerakan dalam investasi saham. Turun-naik harga saham yang dapat membuat jantung para investor copot seakan memberi kesan menyeramkan, terutama bagi investor pemula yang memiliki dana pas-pasan.
Kesan seram itu sesungguhnya tak berlaku bagi mereka yang berinvestasi untuk jangka panjang. Pergerakan naik-turun harga saham sebetulnya tak akan banyak berpengaruh selama perusahaan yang sahamnya Anda beli masih berkembang dan beroperasi secara positif. Hal itu kembali lagi pada kesediaan anda untuk membaca laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan secara berkala.
Sejarah dan statistik mengatakan bahwa saham merupakan instrumen investasi paling menguntungkan bila dilakukan dalam jangka panjang. Hal ini bukanlah isapan jempol belaka, mengingat harga saham bisa naik hingga 30 kali lipat dalam jangka waktu beberapa tahun saja. Ambillah contoh saham United Tractor. Di tahun 2001, saham perusahaan ini hanya berada pada angka Rp 350,- per saham, namun hari ini, harganya telah mencapai Rp 29.000,- per saham.
Poltak mengatakan bahwa berinvestasi saham dapat diibaratkan seperti menanam sebuah pohon. Hasil sebuah pohon tak dapat dinikmati dalam sehari semalam. Ia butuh waktu yang cukup panjang hingga dapat dinikmati hasilnya. Dan saat ia tumbuh, ia akan menghadapi banyak gejolak, namun gejolak-gejolak tersebut justru akan membuatnya makin kuat dan tahan uji. Itulah investasi yang baik menurutnya.
Bagaimana dengan investasi jangka pendek bagi investor-investor kalangan menengah? “Ya sekedar untuk fun saja tidak apa-apa,” ujar Poltak. Namun, ia tetap mengingatkan bahwa investasi, khususnya saham harusnya dijalankan dalam waktu yang lama. Dividen atau bagi hasil yang akan dibagikan kepada para pemegang saham setelah kurun waktu tertentu dapat memberikan keuntungan yang cukup lumayan. Apalagi bila diketahui bahwa dividen bisa saja bertambah atau naik bila perusahaan mengalami keuntungan.
Dengan konsisten berinvestasi saham dalam jangka panjang, Anda bisa berinvestasi dengan tenang sambil melakukan pekerjaan dan rutinitas harian tanpa perlu kuatir.
Waktunya harus tepat
Berapakah uang yang harus diinvestasikan pada saham? John Pierpont Morgan, seorang bankir dan ahli investasi terkenal, pernah berkata, “Berinvestasilah sampai tahap dimana anda dapat tidur dengan nyenyak.” Itu berarti, uang yang anda investasikan tidak seharusnya membuat anda khawatir atau cemas.
Untuk itu Poltak, menyarankan untuk menggunakan uang yang betul-betul Anda sisihkan untuk investasi. Jangan gunakan uang sisa gaji Anda, karena dengan melakukan itu, Anda akan berlaku tidak konsisten dan tidak disiplin dalam berinvestasi. Belajarlah untuk menyisihkan gaji Anda, langsung saat Anda menerimanya. Prosentase besaran gaji yang Anda sisihkan tak harus selalu besar. Hitunglah biaya pengeluaran kebutuhan setiap bulan dengan cermat agar Anda bisa menimbang besaran uang yang akan disisihkan untuk investasi.
Selain proporsi besaran uang, jangka waktu berinvestasi juga harus dicanangkan dengan tepat. Mencanangkan jangka waktu berinvestasi berguna untuk menghitung besaran proporsi investasi saham Anda. Pasalnya, mendekati jangka waktu yang ditentukan, investasi saham sebaiknya mulai dipindahkan ke investasi yang bersifat fix income seperti obligasi. Tujuannya tak lain untuk menghindari gejolak ekonomi yang bisa memotong nilai saham Anda.
Untuk memudahkan Anda menghitung berapa besar proporsi investasi saham yang dapat Anda lakukan, gunakan rumus 100 – usia. Misalkan saja Anda berada pada umur 30 tahun, maka 70% investasi Anda bisa berupa investasi saham. Semakin bertambah umur, maka proporsi investasi saham harus semakin berkurang dan digantikan dengan investasi yang lebih stabil.
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Jeffrey Satria |
KOMENTAR