Intisari-Online.com – Bertutur kata dengan Bikhu Jinarakkhita mengenai pribadinya memang tidak mudah.
Sebelumnya dia sudah menegaskan, "Janganlah ke-aku-an saya dikemukakan. Bukankah keakuan itu hanya akan menjadi sumber dari salah paham, pertentangan dan perpecahan?"
Padahal setidak-tidaknya, satu hal yang ingin kami tanyakan kepadanya, "Mengapa dia sebagai seorang doktorandus Ilmu Pasti lulusan Universitas Groningen, Belanda, akhirnya justru memilih kehidupan sebagai seorang bikhu Buddha?"
Akhirnya dengan enggan dijawabnya, "Sesuai dengan isi hati saya, saya mendapatkan ketenangan di dalamnya. Seakan-akan semua masalah lalu terpecahkan."
Baca juga: Kisah Masa Kecil Buddha
Lima tahun lebih The Boan An, demikian namanya sebelum menjadi bikhu, belajar di Eropa, hidup di tengah suasana agama dan kebudayaan Kristen.
Beberapa temannya sudah menyaksikan ketenangan yang dimiliki mahasiswa ilmu pasti tersebut. Disiplinnya terhadap diri sendiri keras. Dia gemar mendengarkan ceramah tentang aliran kebatinan dan mendalami buku-buku Buddha dari perpustakaan-perpustakaan.
Sering juga ia bertemu dengan bikhu-bikhu yang kebetulan melawat ke Eropa. Di antaranya dengan Bikhu Titila di London.
Beberapa sahabat menganjurkan, supaya dia belajar teologi untuk menjadi domine atau pastor. "Saya berterima kasih kepada mereka. Tetapi sekali lagi persesuaian hati tidaklah ke sana, melainkan kepada Sang Buddha."
Baca juga: Dvarapala, Dulu Penjaga Bangunan Suci dan Pendamping Buddha, Kini Jadi Penghias Rumah Orang Kaya
Kecenderungan akan ajaran Sang Buddha sudah dirasakannya sejak duduk di HBS Jakarta, kemudian pindah ke ITB Bandung dan akhirnya meneruskan ke Universitas Groningen.
Kami bertanya, "Jika sudah sejak HBS bermaksud untuk menjadi bikhu, mengapa meneruskan studi ilmu pasti ke Eropa?"
Jawabnya, "Kita orang Timur selalu menghormati kemauan orang tua, bukan? Karena orang tua mau saya meneruskan belajar, maka saya turuti dengan senang hati."
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR