Herannya, baju itu kering pertanda Dewi tak tercebur ke laut. Rambutnya pun tetap lembut, tak seperti layaknya rambut yang habis terendam air laut.
Dari mana dia?
"Saya diajak teman main," kata Dewi kemudian. "Seorang gadis biasa, sebaya saya, wajah dan pakaiannya normal, menggandeng tangan saya dan mengajak pergi jalan-jalan."
Yang sedikit membuat Dewi heran, anak itu berwajah agak lndo, kulitnya putih cenderung abu-abu. Tapi keheranan Dewi hanya sampai di situ.
la tak sempat bertanya karena rasa girangnya bermain segera menutup rasa heran itu. la merasa dibawa ke suatu tempat indah, bersih, dengan bangunan besar berwarna keperakan.
Baca juga: Jakarta 490 Tahun: Kisah Setan Manis dari Jembatan Ancol Itu Ternyata Bukan Mariam
Herannya, pepohonan dan rumput di situ juga bernuansa warna hijau keperakan. Suasana amat menyenangkan, dan Dewi menghabiskan waktu dengan bercengkerama bersama si gadis lndo.
la tidak melibat adik dan saudara-saudara yang mestinya main bersama di pantai itu. Artinya, Dewi benar-benar lepas dari teman mainnya di dunia nyata.
"Tiba-tiba saya seperti tertidur dan mendapati suasana yang sangat berbeda. Ada gadis lndo yang tidak saya kenal, ia tersenyum lalu menarik tangan saya untuk bermain."
Setiap orang mencoba menerka apa gerangan yang dialami Dewi. Tapi, ditelaah secara empiris, bahkan ilmiah, tak ada bukti bisa diajukan.
Dewi tidak pingsan, badannya tidak cedera. Yang muncul hanyalah anggapan tentang sesuatu yang gaib.
Dewi telah pergi ke "alam lain", Dewi melakukan perjalanan astral, bahkan ada yang menyimpulkan Dewi diculik makhluk halus.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR