Intisari-Online.com -Pernah mendengar istilah aneurisma? Jika belum ada baiknya kita berkenalan dengan gangguan kesehatan yang dianggap sebagai salah satu penyebab kematian mendadak ini. Istilah aneurisma muncul ke permukaan baru-baru ini menyusul kasus kematian Reynaldo Arvel, seorang putra altar yang sedang bertugas saat berlangsung doa novena sebelum Ibadat Jumat Agung di Gereja St. Maria Immakulata, Citra Garden, Jakarta Barat.
Aneurisma, dalam kamus kesehatan disebutkan, adalah pelebaran abnormal atau penggelembungan bagian arteri akibat kelemahan pada dinding pembuluh darah. Aneurisme bisa terjadi di beberapa bagian tubuh yaitu otak, arteri besar jantung, otak, limpa, usus, belakang lutut.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab aneurisma. Beberapa aneurisma terjadi sebagai kelainan lahir (kongenital) akibat cacat pada beberapa bagian dari dinding arteri. Tekanan darah tinggi, Kolesterol tinggi, dan merokok dapat meningkatkan risiko beberapa jenis aneurisma. Tekanan darah tinggi juga diduga berperan dalam aneurisma aorta perut.
Penyakit aterosklerosis (penumpukan Kolesterol dalam arteri) juga dapat menyebabkan pembentukan beberapa aneurisma. Kehamilan sering dikaitkan dengan pembentukan dan pecahnya aneurisma arteri limpa.
Gejala aneurisma
Gejala aneurisme bisa berbeda-beda tergantung di mana letak terjadinya. Misalnya aneurisma aorta, biasanya tidak menimbulkan gejala di awal. Gejala baru muncul saat aneurisma semakin besar. Sementara pada aneurisma aorta perut, gejala meliputi rasa nyeri dan denyutan di perut.
Rasa ini menusuk sampai punggung dan biasanya bersifat menetap. Jika sampai terjadi pendarahan hebat, penderitanya bisa syok. Kadang, pada tahap gejala, denyut jantung terasa lebih cepat.
Seperti aneurisma lainnya, aneurisma otak jarang menyebabkan gejala apapun kecuali pecahnya pembuluh darah. Pecahan atau kebocoran baru akan menimbulkan gejala nyata, jika pecahan itu sudah besar atau menekan jaringan dan saraf di dalam otak. Gejala-gejala yang mungkin muncul adalah: