Intisari-Online.com - Dharavi menjadi salah satu daerah kumuh terbesar di India yaitu sekitar 500 hektar. Ada sekitar 1 juta orang di sana yang tinggal di area kotor tanpa akses air bersih, tanpa fasilitas sanitasi, menghirup udara tidak sehat, dan perawatan medis yang minim. Sekarang, relawan muda dari daerah kumuh terbesar di India membuat proyek koding berikut aplikasi untuk masyarakat.
Pembuat film, Nawneet Ranjan pada tahun 2014 meluncurkan Dharavi Diary: A Slum Innovation Project, yang mengajarkan anak-anak perempun di sana membuat koding dan aplikasi untuk mengatasi masalah seperti kekerasan terhadap perempuan dan pembuangan limbah yang berkelanjutan.
Film tersebut menggambarkan sumber daya masyrakat yang terbatas dan hambatannya yang melelahkan. Dan, itu membuat Ranjan terinspirasi untuk membuat sesuatu yang nyata untuk anak-anak di Dharavi. Tahun 2014, ia meluncurkan Slum Innovation Project dan ini diharapkan menjadi senjata anak-anak perempuan di sana untuk mengasah keterampilan sesuai kebutuhan serta membawa perubahan untuk Mumbai.
Ranjan mengatakan bahwa teknologi dapat membantu kita semua menghadapi masalah, termasuk kemiskinan, kekerasan, pelecehan anak, penyalahgunaan obat, pernikahan anak, infrastruktus, dan lainnya. “Ketika seseorang sakit, kita memberi mereka obat, namun kita juga perlu memberikan pendidikan untuk persiapan kepada mereka agar mendapatkan perbedaan di masa depan dan mereka dapat merancang produk pada akhirnya untuk koumunitasnya sendiri,” kata Ranjan.
Gadis-gadis di sana juga menciptakan “Women Fight Back yaitu sebuah aplikasi yang menangani masalah keamanan perempuan di daerah kumuh. Ini memungkinkan pengguna berbagi lokasi kemana pun ia pergi melalui pesan teks dan memiliki alarm untuk meminta bantuan ketika ia sedang diikuti. Meski berasal dari komunitas Dharavi, ini bermanfaat di banyak bagian Mumbai.
Dan, Januari lalu sebuah kebakaran melanda dan meratakan rumah dari anak-anak perempuan di sana, termasuk menghanguskan smartphone mereka. Ranjan pun berkampanye untuk membantu keluarga mereka dan menggalang dana serta untuk beasiswa pendidikan lima gadis di daerah kumun dalam menciptakan laboratorium ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan matematika agar mereka terus bisa belajar koding dan aplikasi mobile.
Ranjan berharap project dari siswi-siswi tersebut akan menginspirasi serta membantu masalah infrastruktur Mumbai.(takepart.com)