Intisari-Online.com - Malang benar nasib Trie Urip Lestari. Bocah 10 tahun asal Kota Kolaka, Sulawesi Tenggara itu terpaksa hidup tanpa lubang anus. Ia menderita penyakit aneh yang disebut atersia ani atau kelainan kongenital sejak lahir.
Hidup Trie semakin susah lantara keluarganya tidak punya cukup biaya untuk pengobatannya.
Tinggal di rumah kontrakan seluas 3x3 meter, bocah malang ini hanya bisa terbaring lemas menahan rasa sakit. Dengan penghasilan sang ayah sebagai buruh pabrik Rp700 ribu per bulan, jangankan untuk berobat, memenuhi kebutuhan hidupnya dan tiga orang saudaranya sudah sulit.
Keluarga Trie hanya pasrah sambil menunggu para dermawan yang bisa membantu mengobati penyakit anak perempuan mereka. Ibunda Trie, Hayati, mengatakan, anaknya pernah dibantu oleh Bupati Kolaka saat itu, Buhari Matta, untuk oprerasi kolostomi atau operasi pembuatan saluran pembuangan tinja melalui perut dan pembuatan lubang anus.
Namun untuk operasi penyambungan saluran tinja ke anus itu belum dilakukan karena tidak ada biaya dan sudah tidak dibantu lagi. “Jadi saat ini kalau buang air lewat lubang yang ada di perut. Dan itu pedih dia rasa,” kata Hayati, Jumat (17/6).
Akibat penyakit itu pula, Trie harus berhenti bersekolah lantaran tidak kuat menahan rasa sakit ketika ingin buang air kecil. “Ia malu juga dan tidak tahan sakitnya. Jadi hanya sampai sekolah dasar. Itu pun tidak lulus. Saya berharap ada perhatian dari pemda. Karena kita bisa lihat sendiri kondisi kami sekeluarga hidup seperti apa,” tambah Hayati.
Lebih dari itu, Hayati juga berharap uluran tangan para dermawan untuk menyembuhkan Trie.
(Tabloid Nova)
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR