Sejak ia bergabung di WhatsApp dua tahun lalu, Mahdavi mengatakan layanan bernuansa hijau tersebut turut mengubah prinsip personalnya. "Pendekatan minimalistik ini sangat membuka mata saya," kata dia.
Ia juga menegaskan prinsip WhatsApp selalu terkait kualitas, bukan kuantitas. Dengan Erlang dan engineer yang hebat, WhatsApp tak butuh jumlah pekerja yang bikin sesak kantor.
"Strategi kami adalah merekrut engineer terbaik dan paling bersinar," ujarnya.
Pada minggu pertama para engineer baru bekerja, kata Mahdavi, mereka dipersilahkan beradaptasi dan belajar bahasa pemrograman yang digunakan WhatsApp.
"Jika yang direkrut orang-orang pintar, mereka akan bisa melakukan itu semua," ia menuturkan.
Terakhir, Mahdavi juga mengatakan rapat formal di kantor adalah hal yang tak sering-sering dilakukan di WhatsApp. Beberapa pekerja, kata dia, bahkan hampir tak pernah rapat.
"Pelajaran nomor satu, fokus ke pekerjaan yang harus dilakukan, jangan lakukan aktivitas yang mendistraksi, misalnya rapat."
(kompas.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR