Sagan maupun Reiche sesungguhnya ingin mengatakan, sangat tak masuk akal jika goresan dan gambar di lembah Nazca dimaksudkan sebagai landasan pesawat mereka!
Bukankah hanya dalam sepetak tanah pun mereka mampu melakukannya? Kenapa mereka perlu landasan yang luasnya samped ratusan kilometer? "Jadi sungguh keliru bila lukisan Nazca dibuat oleh 'dewa-dewi' atau makhluk UFO," sangkal mereka.
Nazca membuat balon udara?
Pendapat Daniken ini mengundang perhatian Jim Woodman, pengusaha AS yang bergerak di bidang penerbangan. Bersama ahli balon udara, Julian Nott, mereka sebenarnya tidak mendukung teori Daniken bahwa makhluk UFO yang membuat semua lukisan itu.
Mereka mendapat inspirasi, untuk membuat lukisan raksasa itu memang harus dilakukan dari suatu ketinggian. Dengan kata lain, dari angkasa!
Woodman dan Nott kemudian membuat semacam balon udara panas dan bahannya terbuat dari kain yang biasa dipakai oleh penduduk Nazca ribuan tahun lalu. Mereka meniru bahan kain itu dari makam-makam kuno, dan balon udara itu mereka namakan Condor.
Mengapa harus balon udara? Woodman dan Nott yakin bangsa Nazca sudah mampu terbang tinggi dengan menggunakan balon udara panas, seperti motif-motif serupa yang ditemukan dalam keramik-keramik kuno.
Baca juga: Zona Del Silencio, Lokasi Favorit Pendaratan UFO dan Gelombang Radio Tidak Berfungsi Di Sini
Balon udara tersebut mereka lengkapi dengan sebuah gondola yang mereka tiru pula dari porselin Nazca kuno. Dari gondola itulah keduanya berhasil terbang melintas lembah Nazca. "Jadi sesungguhnya peradaban bangsa Nazca kuno telah mampu membuat balon udara," demikian kesimpulan mereka.
Namun jika bangsa Nazca bisa membuat balon udara, masih ada pertanyaan besar, bagaimana cara melukis goresan indah yang besarnya ratusan meter dan panjangnya bisa ratusan kilometer itu? Daniken pasti puas dengan adanya pertanyaan ini!
Sesuai motif keramik
Seperti dipaparkan sebelumnya, berbagai bentuk lukisan dua dimensi di dataran Nazca melahirkan pesona. Bukan karena ukurannya yang raksasa, melainkan visualisasi lukisan itu sendiri. Reiche menghitung hampir 1.000 lebih garis saling silang.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR