Agar menghasilkan daya hancur yang maksimal. bom nuklir paling efektif diledakan pada ketinggian antara 0,6 dan 15,2 km di atas permukaan tanah.
Ada dua prinsip dasar bom nuklir. Pertama, dengan proses fisi nuklir, kedua, dengan fusi nuklir.
Dalam proses fisi nuklir, ledakan terjadi akibat pemecahan secara paksa ikatan proton-neutron atom.
Uranium atau plutonium oleh tembakan neutron melepas sejumlah energi dan menciptakan reaksi pemecahan berantai serupa akibat lepasnya neutron-neutron dalam reaksi ini.
Prinsip inilah yang digunakan dalam bom Little Boy dan Fat Man, yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki pada 6 Agustus dan 9 Agustus 1945.
Secara khusus, fisi nuklir dalam Little Boy dilakukan dengan sistem penembakan neutron ke inti uranium atau plutonium (gun-type fission weapon).
Sementara dalam sistem pembuatan bom atom Fat Man menerapkan sistem implosion atau penghancuran ke dalam, ke arah inti bom yang berupa bola plutonium.
Proses fusi Nuklir.Ledakan terjadi akibat penggabungan paksa dua atom.
Biasanya hidrogen atau isotop hidrogen (deuterium atau H-2, tritium atau H-3), menjadi bom yang baru (helium atau He-4, isotop helium atau He-3) melepas energi akibat adanya perubahan ikatan proton dan neutron.
Bom fusi atau juga biasa disebut bom termonuklir, menciptakan ledakan yang jauh lebih efektif dibanding bom fusi.
Hanya masalahnya, menyiapkan deuterium dan tritium yang berbentuk gas merupakan cara yang sangat sulit.
Kalaupun ada, keduanya harus disimpan dalam ruangan bertekanan tinggi dan juga merupakan wahana yang sangat sulit untuk dibuat.
Namun demikian sejumlah negara telah memiliki bom termonuklir antara lain, Rusia, AS, dan China.
Source | : | wikipedia,military.com,science daily |
Penulis | : | Agustinus Winardi |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR