Dengan tarif yang dikenakan untuk setiap kaos beragam, mulai dari yang termurah seharga Rp80.000 hingga yang termahal senilai Rp110.000.
“Untuk sekarang, saya cuma pasarkan dari komunitas ke komunitas maupun secara online. Sebab saya sudah tidak kuat lagi membayar lapak,” tutur Amja yang tercatat sebagai warga Jalan Gubernur Suryo, Gresik.
Terbaru, dalam beberapa bulan terakhir, Amja memutuskan, kaos yang diproduksinya tidak hanya sebatas pesan moral di lingkup Gresik, tetapi mulai merambah isu nasional.
“Seperti desain kaos hoax yang kami kombinasi dengan hoex ini. Kami ingin memberikan pesan moral kepada para pembeli dan semua orang, sekarang masyarakat sudah mulai pintar dan tidak gampang terprovokasi. Jadi jangan sekali-kali membuat berita hoax, karena masyarakat pasti akan muntah dan itu kita beri label hoex,” beber Amja.
Pesan moral yang disampaikan Amja dalam desain kaos menarik calon pembeli. Salah satunya adalah Kiki (26), yang mengaku membeli lantaran pesan moral yang disampaikan kaos-kaos karya Amja relevan dengan yang terjadi saat ini.
“Ini bagus buat menyadarkan kita semua, apalagi anak muda seperti saya. Lebih-lebih bagi mereka yang merantau, pasti bangga dengan identitas Gresik yang ada di kaos yang mereka pakai,” kata Kiki.
Dana terbatas
Keterbatasan dana membuat Amja belum bisa memproduksi kaos dalam jumlah besar. Meski begitu, ia tidak merasa putus asa dan terus berusaha berkarya dengan jumlah yang terbatas.
“Paling-paling untuk satu ide atau pesan moral, saya produksinya hanya satu lusin. Selain ide muncul karena keadaan, perlu juga ada nilai ekonomis untuk meyambung hidup,” tutur Amja.
“Terus terang modal saya sangat-sangat terbatas. Untuk modal awal saja, saya dapat dari jualan burung peliharaan. Dana masih terbatas, makanya belum bisa produksi banyak, paling satu bulan dua lusin,” sambungnya.
Meski demikian, Amja tidak mempermasalahkan keuntungan yang didapatkan.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR