Masa itu baik Marty maupun saya tidak menduga bahwa di kemudian hari paten saya itu sangat menguntungkan, sehingga banyak pihak mencoba membajak atau menggugat dan sampai sekarang kami berhasil mengalahkan mereka. Pihak yang pernah berurusan dengan kami dalam soal hukum, antara lain raksasa IBM. Kami berurusan dengan IBM bukan cuma sekali saja.
Mulai berwiraswasta
Ketika komputer mulai muncul di pasaran, Harvard tidak tertarik lagi mensponsori penelitian di bidang komputer. Harvard tidak mau melakukan riset di bidang yang sudah mencapai taraf diterapkan secara komersial (lain dengan MIT). Komputer terakhir yang kami buat di Computation Laboratory di bawah pimpinan Dr. Aiken ialah pada tahun 1951.
Karena Harvard berhenti mensponsori riset dasar komputer, saya tidak tertarik lagi bekerja di sana, walaupun gaji saya lumayan: AS$ 54.000 setahun.
Sejak mematenkan penemuan saya, memang berulang-berulang saya dihubungi oleh para ahli riset yang bekerja di industri maupun akademi. Saya juga menulis pelbagai makalah untuk jumal-jumal ilmiah.
Namun, ketika itu saya sudah tidak tertarik lagi bekerja di perusahaan-perusahaan besar seperti IBM, Hughes Aircraft, atau Remington Rand, walaupun saya yakin bisa mendapat gaji dua kali lipat dibandingkan dengan di lab. Saya juga tidak tertarik untuk mencari pekerjaan atau kedudukan di pusat riset akademis. Saya ingin mandiri.
Penemuan saya telah memberi saya status sebagai ahli digital elektronik. Dari reputasi itu mungkin saya bisa mendapat kepercayaan masyarakat kalau saya membangun bisnis sendiri. Mungkin saya bisa mendapat kontrak-kontrak untuk proyek khusus dalam digital elektronik yang modalnya kecil. Saya hitung-hitung, setahun saya bisa mendapat sekitar AS$ 80.000. Kalau cuma mendapat sekian pun berarti penghasilan saya sudah naik 50%.
Harapan saya ketika itu jauh berbeda dari harapan-harapan orang yang terjun mengadu untung dalam bidang teknologi tinggi dewasa ini. Pada masa itu saya tidak menyangka akan menjadi kaya. Saya juga tidak perlu risau soal modal sebab modalnya kecil dan berasal dari uang saya sendiri.
Saat itu saya berani membuka usaha sendiri, karena saya merasa di tahun-tahun mendatang permintaan akan memory cores meningkat, begitupun kebutuhan akan keahlian dalam digital elektronik. Saya pun mulai membaca buku perihal bagaimana caranya menjalankan bisnis dan bertanya ke sana-kemari selain berunding dengan istri saya.
Modal pertama 600 dolar
Lorraine melahirkan putra sulung kami, Frederick, bulan September 1950. Sepulangnya ke rumah ternyata terjadi komplikasi, sehingga Lorraine dan Fred harus kembali ke Lying-in Hospital. Ternyata tidak ada tempat bagi Fred, sehingga ia 'disimpan' di lemari tempat seprai.
Begitu sibuknya Lorraine mengurus bayi, sehingga katanya ketika itu ia tidak menyadari betapa pentingnya keputusan yang saya buat untuk mendirikan perusahaan sendiri.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR