Intisari-Online.com - Sisi positif Apple Inc. adalah produk-produk yang dihasilkannya. Sisi buruk Apple adalah bahwa mereka tidak terlalu pandai berbisnis.
"Apple akan memberikan yang semaksimal mungkin." Itulah janji Steve Jobs, CEO Apple Inc. kepada dunia. Janji ini terbukti bukanlah omong kosong. la membuktikannya dengan memperkenalkan produk-produk inovatif yang bermutu.
(Tak Hanya Apple, Google Juga Diminta Membuka Sistem Keamanan Penggunanya)
Sebut saja iPod, pemutar musik digital seukuran genggaman tangan, yang mulai dikenalkan pada musim gugur tahun 2001. Enam tahun berikutnya, Apple kembali mencengangkan dunia lewat iPhone, telepon genggam revolusioner yang memiliki fungsi kamera, pemutar multimedia, SMS, dan voicemail.
Baru-baru ini, tepatnya awal tahun 2010, Jobs memperkenalkan komputer pintar tablet iPad. Dalam delapan puluh hari pertama penjualannya, iPad terjual tiga juta unit. Biro riset Bernstrein Research melaporkan, iPad merupakan gadget dengan penjualan terbaik sepanjang sejarah.
Semua orang tahu benar kesuksesan yang diraih Apple saat ini (dan mungkin untuk beberapa waktu ke depan). Produk-produk di atas hanya sebagian kecil bukti dari kesuksesan Apple. Namun di balik sisi postif, biasanya ada sisi negatif. Hal ini juga berlaku pada perusahaan yang berbasis di Cupertino, California, Amerika Serikat (AS) ini. Ironisnya, sisi buruk itu hampir saja mengubur nama Apple untuk selamanya: Mereka tidak terlalu pandai dalam berbisnis.
The Apple Way bukan sekadar buku untuk para penggila komputer. Buku ini juga layak dibaca oleh para manajer yang ingin belajar dari kesuksesan dan kegagalan Apple.
Berpikir seperti bajak laut
Semua orang tahu bahwa Apple merupakan salah satu perusahaan paling inovatif di dunia. Ada ribuan kemungkinan untuk menceritakan awal kisah sang inovator. Namun, kita akan memilih secara acak suatu hari di tahun 1983, ketika Steve Jobs membuka rapat dengan demonstrasi yang dramatis.
Saat itu Jobs memimpin divisi Mac, yang bertanggung jawab merancang komputer yang akan dikenal dengan nama Macintosh. Orang-orang yang bergabung dengannya adalah para insinyur dan programmer paling berbakat.
Sesuai permintaan Jobs, sehelai bendera bajak laut berkibar di atas gedung, seakan meneriakkan sisi pemberontakan perusahaan Mac: Kami mendobrak peraturan. Berpikir seperti bajak laut ternyata merupakan dasar pemikiran yang baik bagi inovasi.
Jobs membuka kantong plastik yang dia bawa, menjungkirkannya, dan keluarlah sebuah benda yang terbungkus kain beludru cokelat dan terlihat seperti agenda meja yang sangat besar. Namun, ketika Jobs membuka benda itu, para peserta rapat melihat sesuatu yang benar-benar tidak mereka sangka.
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR